Eskalasi Konflik Israel-Iran: Trump Dorong Perdamaian atau Pertempuran Habis-habisan?

Ketegangan antara Israel dan Iran memasuki babak baru dengan saling serang yang semakin intensif. Di tengah situasi yang memanas ini, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan pernyataan kontroversial yang memicu berbagai reaksi.

Trump, dalam keterangannya kepada media, menyerukan agar Israel dan Iran segera mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama. Namun, secara mengejutkan, ia juga menambahkan bahwa kedua negara mungkin perlu "bertempur habis-habisan" terlebih dahulu sebelum dapat mencapai titik temu. Pernyataan ini disampaikan Trump sebelum keberangkatannya ke Kanada untuk menghadiri KTT G7, menimbulkan spekulasi tentang strategi AS dalam menghadapi konflik tersebut.

Pernyataan Trump muncul setelah serangkaian serangan rudal dan drone yang dilancarkan oleh kedua negara. Israel, pada Jumat (13/6), melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran, menargetkan pangkalan militer, fasilitas nuklir, dan area permukiman. Serangan ini diklaim Israel sebagai respons terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran. Iran kemudian membalas dengan serangan balasan menggunakan drone dan rudal ke wilayah Israel. Eskalasi ini menandai pertama kalinya kedua negara terlibat dalam konfrontasi langsung dengan intensitas tinggi, meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Trump memuji serangan Israel dan membantah keterlibatan AS dalam serangan tersebut, meskipun ada laporan yang menyebutkan bahwa AS membantu Israel dalam mencegat rudal-rudal Iran. Ia juga memperingatkan Iran untuk tidak menyerang target-target AS di Timur Tengah. "Jika kita diserang dengan cara apa pun, dalam bentuk atau wujud apa pun, oleh Iran maka kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada level yang belum pernah terlihat sebelumnya," tegas Trump melalui media sosial.

Trump juga menyatakan bahwa kesepakatan antara Iran dan Israel dapat dicapai dengan mudah jika Iran bersedia membatasi program nuklirnya. Ia mengklaim bahwa Iran dapat mengakhiri perang dengan menyetujui pembatasan ketat pada program nuklirnya. Perundingan nuklir AS-Iran yang dijadwalkan pada Minggu (15/6) dibatalkan setelah Iran menolak bernegosiasi saat berada di bawah serangan Israel. Konflik yang berkepanjangan ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan stabilitas di Timur Tengah dan peran yang akan dimainkan oleh kekuatan-kekuatan global dalam meredakan ketegangan.