Gejolak Geopolitik Bayangi Pasar, IHSG Bergerak Naik Tipis di Tengah Pelemahan Rupiah
markdown Jakarta, [Tanggal]: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pergerakan positif pada awal perdagangan hari ini, meskipun tipis, di tengah kekhawatiran pasar terhadap tensi geopolitik yang meningkat. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau mengalami pelemahan di pasar spot.
Pukul 09.03 WIB, IHSG tercatat berada di level 7.193,51, naik sebesar 27,44 poin atau 0,38 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 7.166,06. Data dari RTI menunjukkan bahwa 179 saham berhasil mencatatkan kenaikan, sementara 210 saham mengalami penurunan. Sebanyak 216 saham lainnya terpantau stagnan. Total nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 970,27 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 1,30 miliar saham.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menyampaikan bahwa peningkatan tensi geopolitik menjadi faktor utama yang memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan investor global. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan terhadap prospek pemulihan ekonomi global. Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Iran semakin memperburuk sentimen pasar.
"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.120–7.330," ujarnya.
Ivan Rosanova, analis Binaartha Sekuritas, berpendapat bahwa IHSG berpotensi untuk segera mengalami rebound asalkan mampu mempertahankan posisinya di atas level 7.127. Menurutnya, level support kunci berada di 7.083. Apabila IHSG turun di bawah level ini, maka berpotensi memasuki fase konsolidasi dan melemah ke kisaran 6.990-7.000.
- Level support IHSG: 7.083, 6.994, 6.929, dan 6.811
- Level resisten IHSG: 7.225, 7.261, 7.345, dan 7.444
Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish pada pergerakan IHSG.
Pergerakan bursa regional Asia juga menunjukkan variasi. Strait Times terpantau turun 0,39 persen (15,11 poin) di level 3.896,30, sementara Shanghai Composite naik 0,12 persen (3,95 poin) di level 3.380,95. Nikkei mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen (344,69 poin) di level 38.179,00, sementara Hang Seng turun 0,08 persen (17,92 poin) di level 23.874,63.
Pelemahan Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini menunjukkan pelemahan. Data Bloomberg mencatat, pada pukul 09.13 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.310 per dolar AS, melemah 6,5 poin atau 0,04 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 16.303,5 per dolar AS.
Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa konflik di Timur Tengah menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pasar khawatir eskalasi perang antara Israel dan Iran dapat semakin membesar.
Kekhawatiran ini juga tercermin dari kenaikan harga aset safe haven seperti emas Loco London. Meskipun demikian, indeks dolar AS sendiri masih mengalami tekanan dan berkonsolidasi di kisaran 98-99.
Menurut Ariston, hal ini disebabkan oleh rilis data inflasi konsumen AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, serta tekanan ekonomi AS akibat kebijakan kenaikan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Trump.
"Potensi rupiah hari ini bergerak melemah terhadap dolar AS ke arah 16.350, dengan potensi support di sekitar 16.280," pungkasnya.