Ketua Komnas HAM Papua Diduga Ditembak KSB Pimpinan Samuel Muuk Saat Misi Pencarian Polisi Hilang
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua, Frits Ramandey, menyampaikan dugaan keterlibatan kelompok sipil bersenjata (KSB) pimpinan Samuel Muuk dalam insiden penembakan yang dialaminya. Peristiwa ini terjadi saat Ramandey turut serta dalam upaya pencarian Iptu Tomi Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Bintuni, yang hilang di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Ramandey menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada tanggal 27 April 2025. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Kota Jayapura, pada tanggal 15 Juni 2025, Ramandey memaparkan catatan Komnas HAM Papua terkait kondisi hak asasi manusia di wilayah tersebut selama semester pertama tahun 2025. Salah satu poin penting yang disoroti adalah dugaan keterlibatan KSB pimpinan Manuel Muuk dalam penembakan dirinya.
"Penembakan terhadap saya selaku Ketua Komnas HAM Papua, saat saya terlibat dalam pencarian Iptu Tomi Marbun di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, diduga dilakukan oleh KSB pimpinan Manuel Muuk," ungkap Ramandey.
Lebih lanjut, Ramandey menyoroti beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan anggota KSB Manuel Muuk memegang senjata api jenis AK Cina. Senjata tersebut diduga kuat merupakan milik anggota Brimob Polda Papua Barat yang sebelumnya dibunuh di sebuah perusahaan kayu di Teluk Bintuni.
"Ini sudah terverifikasi, bahwa senpi AK Cina ini dibawa dari anggota Brimob yang dibunuh, dan senjatanya dibawa. Ini yang digunakan oleh KSB Manuel Muuk dan kelompoknya," tegasnya.
Ramandey juga mengungkapkan bahwa KSB Manuel Muuk merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar, yang berada di bawah komando Deni Moss. Di wilayah Kepala Burung, Papua Barat dan Papua Barat Daya, terdapat dua komando KSB atau TPNPB-OPM, yaitu komando Deni Moss dan Arnold Kocu.
Sebelumnya, Frits bersama empat anggota Brimob Polda Papua Barat yang bertugas mengawalnya, diserang oleh KSB dari seberang Sungai Rawara saat hendak mandi. Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 07.10 WIT. Beruntung, tembakan tersebut tidak mengenai Frits maupun keempat anggota Brimob yang bersamanya.
Polda Papua Barat telah melakukan upaya pencarian Iptu Tomi Marbun melalui Operasi Moskona ketiga. Operasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga Tomi Marbun, dan dipimpin langsung oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Jhonny Isir, serta didampingi dua jenderal bintang satu dari Mabes Polri. Namun, hingga operasi ditutup secara resmi, Iptu Tomi Marbun belum berhasil ditemukan. Tomi Marbun dinyatakan hilang dan tenggelam di Sungai Rawara pada 18 Desember 2024, saat melakukan pengejaran terhadap KSB di wilayah Moskona, Teluk Bintuni.