Gubernur DKI Tinjau Langsung Titik Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung
Gubernur DKI Jakarta Tinjau Langsung Titik Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta pada Selasa, 4 Maret 2025, memaksa Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk langsung meninjau lokasi terdampak. Peninjauan difokuskan di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, salah satu titik yang menjadi indikator utama tingkat keparahan banjir akibat luapan Kali Ciliwung. Didampingi oleh Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, Wali Kota Jakarta Pusat, Arifin, dan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainah, Gubernur Pramono Anung langsung terjun ke lapangan untuk mengevaluasi situasi dan koordinasi penanganan bencana.
Kedatangan Gubernur ke Pintu Air Manggarai bukan tanpa alasan. Tinggi muka air yang mencapai 850 centimeter atau 8,5 meter pada pukul 16.18 WIB menjadi perhatian serius. Arus air yang deras dan tumpukan sampah yang menyumbat pintu air semakin memperparah kondisi. Gubernur tampak berdiskusi dengan Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin Ningrum, untuk memperoleh data terkini terkait sistem aliran Kali Ciliwung dan langkah-langkah antisipasi yang telah dan akan dilakukan. Kondisi ini, menurut Gubernur, mengindikasikan status siaga dua untuk wilayah Jakarta. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman banjir yang berpotensi semakin meluas.
Data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menunjukkan bahwa banjir telah merendam 105 Rukun Tetangga (RT) di tiga wilayah administrasi Jakarta. Rinciannya, 12 RT di Jakarta Barat, 46 RT di Jakarta Selatan, dan 47 RT di Jakarta Timur. Ketinggian air bervariasi, dengan titik terparah mencapai hampir 5 meter di Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Selain itu, lima ruas jalan di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan juga terendam banjir. Penyebab utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi dan meluapnya Kali Ciliwung, Pesanggrahan, dan Krukut. Kondisi ini menunjukkan urgensi penanganan banjir secara terpadu dan komprehensif, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
Sementara itu, Gubernur Pramono Anung tidak memberikan keterangan terkait isu pemilihan umum yang disampaikan oleh Afif. Informasi yang disampaikan Afif mengenai PSU (Pemungutan Suara Ulang) di 24 daerah dan perbaikan berita acara di dua daerah merupakan informasi terpisah dan tidak relevan dengan tinjauan lapangan Gubernur terkait banjir Jakarta.
Langkah cepat Gubernur dalam meninjau langsung lokasi banjir menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menangani bencana alam dan memastikan keselamatan warganya. Ke depannya, diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan langkah-langkah mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Koordinasi yang intensif antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat sangat penting untuk menghadapi tantangan ini. Masyarakat juga diharapkan untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah dalam menghadapi potensi banjir susulan.