Sabrina Carpenter Tanggapi Kontroversi Lirik 'Nakal' dan Tekanan pada Musisi Wanita
Sabrina Carpenter baru-baru ini buka suara mengenai popularitas lirik-lirik lagunya yang dianggap 'nakal' oleh sebagian kalangan, serta tekanan yang dirasakannya sebagai seorang musisi wanita di industri hiburan. Dalam wawancaranya dengan Rolling Stone, Carpenter menanggapi komentar-komentar tentang lirik lagunya yang kerap menjadi viral karena mengandung unsur seksualitas.
"Lucu saja sih," ujarnya. "Orang-orang suka mengeluh, seolah-olah liriknya hanya tentang itu saja. Padahal, lagu-lagu tersebut menjadi viral karena mereka sendiri."
Penyanyi ini memang dikenal dengan aksi panggungnya yang jenaka dan penuh innuendo. Pada tur Emails I Can't Send, ia memiliki tradisi mengganti outro lagu "Nonsense" dengan kalimat-kalimat gombal yang berbeda setiap konser. Hal ini memicu kehebohan di kalangan penggemar, yang kemudian mengumpulkan dan menyebarkan versi-versi terliar dari outro tersebut di media sosial.
Tradisi ini berlanjut di tur terbarunya, Short N' Sweet. Kali ini, kejutan datang dari lagu "Juno", di mana Carpenter kerap melakukan simulasi posisi yang mengundang tawa sekaligus komentar sinis dari sebagian penonton. Ia menanggapi hal ini dengan santai, menyatakan bahwa banyak momen lain dalam konsernya yang tidak terekspos.
"Sebenarnya ada banyak sekali momen lain di panggung, bukan hanya soal posisi Juno saja. Tetapi kalian sendiri yang setiap malam memposting dan membahas bagian itu. Saya tidak bisa mengontrol apa yang kalian sebarkan," katanya.
Carpenter menambahkan bahwa konsernya juga menampilkan lagu-lagu balada dan reflektif yang menunjukkan sisi dirinya yang lebih serius. Namun, ia mengakui bahwa bagian-bagian yang lucu atau nakal lah yang cenderung menjadi viral.
Meskipun sempat merasa tertekan untuk terus tampil lucu, Carpenter memilih untuk menikmati perannya. Ia menyadari bahwa ada tekanan untuk selalu memberikan punchline yang menghibur penonton.
Selain membahas tentang lirik dan aksi panggungnya, Carpenter juga menyinggung soal album barunya, Man's Best Friend, yang dijadwalkan rilis pada bulan Agustus. Sampul album tersebut menuai kontroversi karena menampilkan Carpenter berlutut dengan seorang pria menarik rambutnya. Beberapa pihak menganggap visual ini misoginis, sementara yang lain berpendapat bahwa Carpenter sedang menyindir stereotip melalui persona pin-up girl yang menjadi ciri khasnya.
Carpenter belum memberikan komentar langsung mengenai sampul albumnya. Namun, ia mengungkapkan pandangannya tentang tekanan yang dihadapi oleh perempuan di industri hiburan saat ini.
"Jujur saja, saya belum pernah hidup di masa di mana perempuan dikritik habis-habisan seperti sekarang," ujarnya. "Saya tidak hanya berbicara tentang diri saya, tetapi semua artis wanita yang sedang berkarya saat ini."
Ia menambahkan bahwa meskipun sering mendengar tentang girl power dan dukungan sesama perempuan, kenyataannya tidak selalu demikian. Carpenter mencontohkan bagaimana seseorang bisa langsung menerima komentar jahat hanya karena mengenakan gaun di red carpet.
Dengan gaya yang nyentrik dan berani, Man's Best Friend diprediksi akan menjadi salah satu album yang paling menarik perhatian tahun ini.