Warga Pedalaman NTT Berjuang Dapatkan Sinyal: Curhat ke Menkominfo Soal Kebutuhan Internet Mendesak

Di era digital ini, akses internet telah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. Namun, realita pahit masih dirasakan oleh masyarakat di daerah-daerah terpencil, seperti yang dialami oleh warga Desa Kalali, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kalali, Yorianto Mona, mengungkapkan betapa sulitnya warga desa untuk sekadar mendapatkan sinyal seluler. Mereka harus rela mendaki gunung dan menuruni lembah hanya untuk bisa berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang berada jauh. "Kami harus mencari jaringan dengan naik-turun gunung baru bisa mendapatkan sinyal," ujarnya dalam dialog virtual dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Meutya Hafid.

Keluhan serupa juga datang dari Dien, warga Desa Idamdehe Gamsugi, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat. Meskipun di daerahnya telah terpasang Base Transceiver Station (BTS) Universal Service Obligation (USO) oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), namun akses internet masih menjadi kendala. Dien berharap agar pemerintah dapat menyediakan fasilitas WiFi gratis di sekolah-sekolah, tempat ibadah, dan pusat kegiatan pemuda.

Menanggapi aspirasi masyarakat, Menkominfo Meutya Hafid menegaskan komitmen pemerintah untuk terus berupaya melakukan pemerataan akses internet. Melalui Bakti Kominfo, pemerintah berencana meningkatkan kapasitas internet di setiap titik, dari sebelumnya 4 Mbps menjadi 8 Mbps. Hal ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap akses digital.

Selain peningkatan infrastruktur, Meutya juga menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Ia berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan internet secara bijak dan bertanggung jawab, terutama bagi anak-anak agar tidak berlebihan dalam bermain internet.

Upaya peningkatan akses internet ini juga sejalan dengan visi Indonesia Emas di masa depan. Yorianto Mona meyakini bahwa dengan adanya akses internet yang memadai, masyarakat di daerah-daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses informasi, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mengembangkan potensi ekonomi.

  • Akses Internet Sebagai Jembatan Kemajuan:
    • Memudahkan komunikasi dan interaksi sosial.
    • Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan.
    • Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
    • Mendukung program pendidikan dan kesehatan.

Dengan adanya komitmen dari pemerintah dan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi digital, diharapkan kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat semakin diperkecil. Akses internet yang merata akan membuka peluang bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan meraih masa depan yang lebih baik.