Polusi Batu Bara Ancam Kesehatan Warga Marunda: Sesak Napas Jadi Keluhan Utama
Warga Marunda Ujung, Jakarta Utara, kembali menyuarakan keprihatinan mendalam terkait kualitas udara yang memburuk akibat aktivitas bongkar muat batu bara curah di sebuah dermaga tengah laut yang berbatasan langsung dengan wilayah Bekasi, Jawa Barat. Dampak polusi ini, menurut penuturan warga, telah menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama gangguan pernapasan.
Abdullah, seorang warga berusia 42 tahun, mengungkapkan bahwa banyak warga Marunda Ujung yang kini menderita TBC, batuk kronis, dan sesak napas. Sumber utama masalah ini diduga kuat berasal dari asap hitam yang dihasilkan selama proses bongkar muat batu bara. Meskipun dermaga tersebut secara administratif berada di wilayah Bekasi, hembusan angin dari arah timur membawa partikel-partikel berbahaya tersebut langsung ke pemukiman warga Marunda Ujung.
"Kita tidak terasa menghirup asapnya itu, sebenarnya asapnya yang sangat beracun," ujarnya dengan nada khawatir. Paparan asap hitam ini biasanya terjadi antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB, saat aktivitas bongkar muat batu bara mencapai puncaknya.
Selain masalah polusi udara, Ganda, warga lainnya yang berusia 50 tahun, menyoroti dampak negatif aktivitas ini terhadap kualitas air laut. Menurutnya, tumpahan minyak dari batu bara curah mencemari perairan sekitar. Kapal-kapal tongkang yang digunakan untuk mengangkut batu bara juga diduga turut berkontribusi terhadap pencemaran air akibat kegiatan pencucian tongkang bekas muatan batu bara di laut.
Keluhan warga ini bukan pertama kalinya terjadi. Pada tahun 2022, aktivitas serupa di dermaga dekat Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda memicu protes warga akibat debu batu bara yang beterbangan ke pemukiman. Akibatnya, dermaga tersebut ditutup. Namun, aktivitas bongkar muat batu bara kini dipindahkan ke dermaga baru di tengah laut, yang ternyata tetap berdampak buruk bagi kesehatan warga Marunda Ujung.
Berikut adalah ringkasan keluhan warga Marunda:
- Masalah Kesehatan: Peningkatan kasus TBC, batuk, dan sesak napas.
- Pencemaran Udara: Asap hitam dari bongkar muat batu bara mencemari udara pemukiman.
- Pencemaran Air: Tumpahan minyak dari batu bara curah dan pencucian tongkang mencemari air laut.
Upaya konfirmasi telah dilakukan kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Utara, Edy Mulyanto, terkait keluhan warga mengenai pencemaran udara ini. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi yang diberikan.