Konsep Rumah Subsidi Minimalis Ala Lippo: Solusi Hunian Terjangkau di Perkotaan?

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, baru-baru ini meninjau mock-up desain rumah subsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah perkotaan. Desain inovatif ini merupakan gagasan dari James Riady, tokoh penting di balik Lippo Group.

Ara menyampaikan bahwa desain yang diusung Lippo Group ini dapat menjadi alternatif menarik bagi para pengembang properti yang tertarik untuk berpartisipasi dalam program rumah subsidi pemerintah. Ia secara terbuka mengajak para pengembang yang hadir dalam acara tersebut untuk mempertimbangkan desain yang diusulkan oleh James Riady.

Salah satu poin utama dalam usulan desain ini adalah konsep rumah dengan luas bangunan yang sangat minimalis, yaitu sekitar 14 meter persegi. Ara menjelaskan bahwa ukuran ini dianggap sebagai acuan luas terkecil yang masih layak huni, dengan harapan ke depannya dapat dikembangkan lagi menjadi hunian yang lebih luas dan nyaman. Ia juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam pemanfaatan ruang, mengingat keterbatasan lahan di perkotaan.

Dalam peninjauan tersebut, diperlihatkan dua contoh desain rumah subsidi yang dibedakan berdasarkan jumlah kamar tidur.

  • Tipe Satu Kamar Tidur: Rumah tipe ini memiliki luas tanah 25 meter persegi dengan luas bangunan 14 meter persegi. Tata ruangnya dirancang secara open space, menggabungkan fungsi ruang tamu, dapur, dan ruang cuci dalam satu area. Sebuah sekat memisahkan area tersebut dengan kamar tidur. Kamar tidur ini cukup luas untuk menampung tempat tidur ukuran besar yang ideal untuk dua orang. Kamar mandi dilengkapi dengan shower, wastafel, dan toilet duduk.
  • Tipe Dua Kamar Tidur: Rumah tipe ini memiliki luas tanah 26,3 meter persegi dengan luas bangunan 23,4 meter persegi. Desainnya mirip dengan tipe satu kamar, namun dengan tambahan kamar tidur kedua yang terletak di lantai mezzanine. Kamar tidur kedua ini juga dilengkapi dengan kamar mandi pribadi.

Ara mengakui bahwa konsep rumah minimalis ini masih terganjal oleh peraturan pemerintah yang menetapkan luas efektif minimal rumah subsidi sebesar 54 meter persegi. Ia menegaskan pentingnya mencari solusi agar desain inovatif ini dapat diimplementasikan tanpa melanggar regulasi yang ada.

"Jika regulasi tidak memungkinkan, maka rumah subsidi dengan desain ini akan sulit terealisasi. Pilihan lainnya adalah mengembangkan konsep ini sebagai hunian komersial," ujar Ara di sela-sela acara peninjauan.

Ia menambahkan bahwa rancangan peraturan terkait batasan luas rumah subsidi masih dalam tahap pembahasan dan terbuka untuk menerima masukan serta kritikan dari berbagai pihak.

James Riady menjelaskan bahwa Lippo Group tidak terlibat langsung dalam pembangunan rumah subsidi. Namun, pihaknya merasa terpanggil untuk memberikan kontribusi dengan menciptakan desain rumah yang efisien dan terjangkau setelah mendapatkan undangan dari pemerintah.

"Kami menerjunkan tim khusus untuk merancang desain yang efisien, dengan tujuan memberikan kontribusi nyata dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata James Riady.

Menurutnya, konsep great room sangat penting dalam desain rumah minimalis. Ruangan ini dirancang untuk memberikan kesan lega dan nyaman bagi penghuni saat memasuki rumah.

Selain desain, James Riady juga menawarkan dukungan finansial kepada para pengembang yang membangun rumah subsidi. Ia menyatakan kesediaannya untuk memberikan pinjaman atau modal kepada pengembang yang memenuhi syarat.

"Kami bersedia berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada pengembang yang direkomendasikan oleh Kementerian PKP. Jika mereka membutuhkan modal, kami siap membantu," pungkasnya.