Rosan Roeslani: Pemanfaatan Energi Terbarukan Indonesia Belum Optimal

Potensi EBT Indonesia Baru Dimanfaatkan Sebagian Kecil

Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang sangat besar, namun pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Menurut Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P Roeslani, total potensi EBT di Indonesia mencapai 3.700 gigawatt (GW), tetapi kapasitas terpasang saat ini baru sekitar 15 GW. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan EBT di Indonesia belum mencapai 1% dari total potensi yang ada.

"Potensi energi terbarukan Indonesia sangat besar, mencapai hampir 3.700 gigawatt. Namun, kapasitas terpasang saat ini hanya sekitar 15 gigawatt. Ini menunjukkan bahwa kita belum memanfaatkan potensi EBT secara maksimal," ujar Rosan dalam sebuah konferensi di Jakarta.

Potensi EBT di Indonesia tersebar di berbagai sumber energi, termasuk:

  • Tenaga Surya: Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang sangat besar karena terletak di daerah tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun.
  • Tenaga Air: Sungai-sungai besar di Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan energi hidroelektrik.
  • Biomassa dan Bioenergi: Sumber daya biomassa dan bioenergi, seperti limbah pertanian dan perkebunan, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi.
  • Panas Bumi: Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, sehingga memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.

Rosan menekankan pentingnya percepatan investasi di sektor EBT untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Pemerintah berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui reformasi regulasi dan penyederhanaan birokrasi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menarik investor untuk mengembangkan proyek-proyek EBT di Indonesia.

"Pemerintah terus melakukan reformasi dalam hal kebijakan, regulasi, dan juga dalam hal memangkas birokrasi. Saat ini, kami sedang membentuk gugus tugas deregulasi untuk memastikan iklim investasi dan industri yang lebih baik," jelas Rosan.

Dengan percepatan investasi dan dukungan regulasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi EBT yang besar untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan menciptakan lapangan kerja baru. Pemanfaatan EBT yang optimal akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.