Italia Evaluasi Kandidat Pelatih Usai Pemecatan Spalletti

Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengambil sikap hati-hati dalam memilih pengganti Luciano Spalletti sebagai pelatih tim nasional Italia. Keputusan ini diambil setelah pemecatan Spalletti menyusul kekalahan telak 0-3 dari Norwegia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Kekalahan tersebut menjadi pukulan telak bagi Gli Azzurri, terutama karena terjadi di pertandingan pertama kualifikasi. Hasil ini menempatkan Italia dalam posisi yang kurang menguntungkan, sementara Norwegia berhasil memimpin Grup I dengan mengamankan sembilan poin dari tiga pertandingan.

Hanya juara grup yang otomatis lolos ke putaran final Piala Dunia 2026, sedangkan runner-up harus berjuang melalui babak play-off. Pengalaman pahit dua kali gagal lolos ke Piala Dunia melalui jalur play-off menjadi momok yang menghantui Italia.

FIGC menyadari betul urgensi situasi ini. Kegagalan lolos ke Piala Dunia tiga kali berturut-turut akan menjadi bencana besar bagi timnas Italia. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terburu-buru dalam mengambil keputusan penting ini. Penolakan dari Claudio Ranieri semakin mempersempit opsi pelatih yang tersedia.

Presiden FIGC, Gabriele Gravina, menyatakan bahwa pihaknya masih mempelajari situasi yang ada. "Belum ada kabar apapun, kami masih mempelajari situasinya," ujarnya.

Gravina menambahkan bahwa FIGC akan memanfaatkan waktu yang ada untuk mengevaluasi semua opsi yang tersedia. "Kami punya beberapa hari dan kami ingin memanfaatkan seluruh waktu yang ada."

Lebih lanjut, Gravina menekankan bahwa FIGC tidak hanya fokus pada nama-nama besar, tetapi juga mempertimbangkan proyek jangka panjang yang dapat membawa perubahan positif bagi timnas Italia. "Terlepas dari nama-namanya, kami ingin memahami apakah ada proyek baru," pungkasnya.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi ini:

  • Pemecatan Luciano Spalletti setelah kekalahan dari Norwegia.
  • Posisi Italia yang kurang menguntungkan di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
  • Trauma kegagalan lolos ke Piala Dunia melalui play-off.
  • Kehati-hatian FIGC dalam memilih pelatih baru.
  • Penolakan Claudio Ranieri mempersempit pilihan.
  • Fokus pada proyek jangka panjang untuk timnas Italia.