Justin Bieber Ungkap Kelelahan dengan Hubungan 'Hitung-hitungan', Psikolog Jelaskan Maknanya
Justin Bieber Ungkap Kelelahan dengan Hubungan 'Hitung-hitungan', Psikolog Jelaskan Maknanya
Superstar global, Justin Bieber, baru-baru ini mencurahkan isi hatinya di platform Instagram, mengungkapkan rasa lelahnya terhadap apa yang ia sebut sebagai hubungan transaksional. Unggahan tersebut sontak memicu perbincangan luas di kalangan penggemar dan publik. Bieber merasa tertekan karena merasa harus melakukan sesuatu demi mendapatkan cinta, sebuah kondisi yang menurutnya sangat melelahkan.
Menanggapi curhatan Bieber, Dr. Pingkan C.B. Rumondor, M.Psi., seorang psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal, memberikan penjelasan mendalam mengenai konsep hubungan transaksional dari perspektif psikologi sosial. Menurut Dr. Pingkan, dalam ranah psikologi sosial, hubungan semacam ini sering dikaitkan dengan exchange norm.
"Penggambaran transaksional ini mengarah pada pandangan terhadap hubungan sebagai sebuah kalkulasi untung-rugi," jelas Dr. Pingkan, yang memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang konseling dan membuka praktik pribadi di SILC Counseling.
Apa Itu Exchange Norm?
Exchange norm dapat diartikan sebagai prinsip timbal balik, di mana seseorang mengharapkan imbalan yang setara atau sepadan atas apa yang telah mereka berikan kepada orang lain. Dalam konteks hubungan, hal ini berarti seseorang melakukan sesuatu dengan harapan pasangannya akan melakukan hal serupa sebagai balasannya. Namun, Dr. Pingkan menekankan bahwa esensi dari hubungan yang sehat adalah kebahagiaan bersama dan keberlangsungan hubungan itu sendiri, bukan sekadar pertukaran yang bersifat searah.
"Kunci utamanya adalah 'sama-sama'," tegas Dr. Pingkan. Ia mencontohkan situasi yang dialami Justin Bieber, di mana ia merasa harus melakukan sesuatu untuk Hailey Bieber, bukan demi kebaikan hubungan mereka berdua, melainkan semata-mata untuk mendapatkan cinta. Inilah yang disebut exchange norm, sebuah pola hubungan yang berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan dan rasa tidak nyaman.
Systemic Transactional Model: Bukan Sekadar Hitung-hitungan
Dalam psikologi, terdapat pula konsep Systemic Transactional Model. Model ini memandang hubungan sebagai sebuah sistem yang kompleks, di mana setiap individu saling memengaruhi dan bergantung satu sama lain. Hubungan transaksional dalam konteks model ini bukanlah tentang hitung-hitungan atau kalkulasi untung-rugi, melainkan tentang interdependence, atau saling ketergantungan.
Dr. Pingkan menjelaskan bahwa keluhan Justin Bieber lebih mengarah pada pertukaran yang berorientasi pada tujuan pribadi, bukan pada kebaikan dan keberlangsungan hubungan itu sendiri. Hal ini berbeda dengan Systemic Transactional Model yang menekankan pada saling ketergantungan dan timbal balik yang sehat.
Justin Bieber dan Perjuangannya Memahami Cinta
Curhatan Justin Bieber di Instagram bukan kali pertama ia menyuarakan kerinduannya akan cinta tanpa syarat. Sebelumnya, pada bulan Mei 2025, ia juga sempat menulis secara tersirat di Instagram Story tentang perasaannya yang seringkali merasa harus 'mendapatkan' cinta, hingga membuatnya lelah dan kehilangan arah.
"Membuatku kelelahan karena merasa harus membuktikan diri layak dicintai. Cinta sejati itu diberikan secara cuma-cuma, tanpa ekspektasi," tulis Bieber kala itu.
Meskipun Justin Bieber terbuka tentang perjuangannya dalam memahami cinta, Hailey Bieber, sang istri, memastikan bahwa rumah tangga mereka tetap harmonis. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Vogue, ia dengan tegas membantah rumor perceraian yang sempat beredar.
"Rumor itu tidak benar," tegas Hailey.