PTDI Unjuk Gigi: Indonesia Kembangkan Armada Taksi Terbang Canggih
Industri kedirgantaraan Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dengan pengembangan taksi terbang oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI), bagian dari holding Defend ID. Dua prototipe, Vela Alpha dan Intercrus Sola, menjadi pusat perhatian di ajang Indo Defense 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Mohammad Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI, mengungkapkan ambisi perusahaan untuk mengkomersialisasikan taksi terbang ini pada tahun 2028. Proyek Vela Alpha dijalankan melalui kolaborasi strategis dengan PT Vela Prima Nusantara.
Spesifikasi dan Kapasitas
Vela Alpha dirancang untuk mengangkut tujuh orang, termasuk seorang pilot dan enam penumpang. Sementara itu, Intercrus Sola memiliki kapasitas yang lebih kecil, yaitu satu pilot dan antara dua hingga empat penumpang.
"Kami menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari industri dan ekosistem di Indonesia," kata Arif saat ditemui di Indo Defense, Kemayoran.
Jadwal Pengembangan dan Sertifikasi
Menurut rencana, Vela Alpha dan Intercrus Sola akan memasuki tahap uji coba pada tahun 2026. Proses sertifikasi ditargetkan selesai pada tahun 2027, membuka jalan bagi operasional dan komersialisasi pada tahun 2028.
"Kami berharap sertifikasi dapat diperoleh pada tahun 2027, sehingga komersialisasi dapat dimulai pada tahun 2028," imbuhnya.
Detail Teknis dan Potensi Penggunaan
Berikut adalah rincian spesifikasi teknis dari Vela Alpha dan Intercrus Sola:
Vela Alpha:
- Jarak Maksimum:
- eVTOL: 100 km
- HVTOL: 500 km
- Kapasitas Kursi: Satu pilot dan enam penumpang
- Kecepatan Maksimum: 250 km/jam
- Muatan Maksimum: 550 kg (termasuk pilot)
Intercrus Sola:
- Berat Lepas Landas Maksimum: 1200 kg
- Muatan Maksimum: 360 kg
- Kapasitas: Satu pilot dan tiga penumpang
- Jarak Maksimum: 100 km
- Kecepatan Jelajah: 150 km/jam
- Ketinggian Maksimum: 3.000 meter
Taksi terbang ini menawarkan berbagai aplikasi potensial, termasuk layanan taksi udara, pengiriman kargo, evakuasi medis, wisata udara, transportasi bandara, dan bantuan dalam situasi bencana.
Intercrus Sola, sebagai pesawat eVTOL generasi terbaru, dirancang untuk mobilitas udara perkotaan. Fleksibilitasnya memungkinkan penggunaan untuk pengangkutan kargo dan bahkan sebagai platform senjata. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya untuk beroperasi tanpa landasan pacu, dapat diluncurkan dari kapal, pangkalan terpencil, atau medan yang tidak rata.