Sinergi Pembangunan Jawa Tengah Ditekankan dalam Retret Kepemimpinan
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan pembangunan daerah yang optimal. Penegasan ini disampaikan saat membuka acara Manunggal Leadership Retret yang berlangsung di Lapangan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Gubernur Luthfi menekankan bahwa pembangunan daerah tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah atau sektoral. Justru, kolaborasi dan kebersamaan menjadi kunci utama untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. "Tidak boleh ada ego sektoral. Semangat kebersamaan harus menjadi landasan dalam membangun Jawa Tengah," ujarnya.
Retret kepemimpinan ini diikuti oleh 438 peserta yang terdiri dari berbagai elemen penting dalam pemerintahan daerah. Di antaranya adalah wakil bupati/wakil wali kota, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng, direktur badan usaha milik daerah (BUMD), pejabat administrator, hingga analis kebijakan. Kehadiran beragam unsur ini diharapkan dapat menciptakan pemahaman yang komprehensif dan memperkuat koordinasi dalam pelaksanaan program pembangunan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menambahkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial belaka, melainkan sebuah forum yang dirancang untuk memperkuat kerja tim dalam membangun Jawa Tengah. "Jateng tidak butuh superman, tapi kita butuh superteam. Itu yang kami lakukan," tegasnya.
Yasin menjelaskan bahwa konsep retret ini sejalan dengan arahan Gubernur Luthfi dan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Birokrasi modern membutuhkan tim yang solid, mampu bekerja sama, dan saling menguatkan, bukan individu yang merasa paling superior.
Kegiatan yang berlangsung selama tujuh hari, dari tanggal 10 hingga 16 Juni 2025, ini diharapkan menjadi momentum penting untuk membangun kebersamaan dan sinergi lintas sektor. Tujuannya adalah menyatukan arah pembangunan di Jawa Tengah agar lebih terarah dan kolaboratif.
"Kami ingin adanya kebersamaan untuk membangun Jateng," kata Yasin. Retret ini juga menjadi cara baru untuk menghubungkan program antarinstansi, sehingga tercipta sinergi yang lebih baik dan menghindari tumpang tindih.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno, menjelaskan bahwa retret ini bertujuan untuk menyiapkan pemimpin yang humanis dan responsif terhadap berbagai isu, baik geopolitik, pelayanan publik, maupun stabilitas keamanan daerah. Selain itu, retret ini juga diharapkan dapat memperkuat nilai integritas, profesionalisme, dan akuntabilitas dalam menjalankan pemerintahan yang bersih, transparan, dan berorientasi pada kepentingan publik, serta mengimplementasikan Asta Cita di Jawa Tengah.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mencanangkan 136 program, yang terdiri dari 11 program prioritas, 22 program intervensi, 61 program aksi, dan 42 program taktis. Program-program ini merupakan penjabaran dan selaras dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PTHC) Asta Cita Presiden Prabowo.
Kurikulum kegiatan retret ini disusun bersama Lemhannas, dengan menghadirkan pemateri dari berbagai lembaga, antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Tinggi, hingga tokoh agama dan widyaiswara BPSDMD Jateng.
Sumarno merinci bahwa peserta retret terdiri dari wakil bupati atau wakil wali kota sebanyak 35 orang, pejabat tim percepatan pembangunan daerah sebanyak 5 orang, direktur utama BUMD sebanyak 40 orang, pejabat pimpinan tinggi pratama sebanyak 42 orang, jabatan administrator sebanyak 298 orang, dan analis kebijakan madya Setda Jateng sebanyak 18 orang.
Pembukaan acara Retret Manunggal Leadership ditandai dengan pemukulan gong. Sebelumnya, dilakukan pula penyematan tanda peserta secara simbolis kepada tiga perwakilan, yaitu Wakil Bupati Temanggung, Kepala Dinas ESDM Jateng, dan Direktur Utama Bank Jateng (BUMD).