Kabut Tebal Lumpuhkan Penerbangan di Pontianak, Pesawat Jakarta Terpaksa Mendarat di Pangkalpinang
Kabut tebal menyelimuti Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, menyebabkan gangguan signifikan pada jadwal penerbangan. Insiden ini memaksa satu pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan IU-682, yang seharusnya terbang dari Jakarta menuju Pontianak, untuk dialihkan pendaratannya ke Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Supadio, Muhamad Iwan Sutisna, mengkonfirmasi bahwa keputusan pengalihan penerbangan ini diambil karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Pada pukul 06.00 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio mencatat jarak pandang hanya sekitar 150 meter akibat awan rendah yang berada di ketinggian 200 kaki atau di bawah 70 meter, serta kabut tebal. Kondisi ini jelas membahayakan proses pendaratan pesawat.
"Dengan kondisi ini, pilot Super Jet Air memutuskan untuk divert ke Pangkalpinang demi keselamatan penerbangan," jelas Iwan.
Faktor cuaca memang memegang peranan krusial dalam keselamatan penerbangan. Prosedur standar mengharuskan pilot dan maskapai untuk mengambil langkah divert apabila visibilitas berada di bawah batas minimum yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah potensi kecelakaan dan memastikan keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat.
Berikut poin-poin penting yang terkait dengan insiden ini:
- Kabut Tebal: Faktor utama penyebab pengalihan penerbangan.
- Jarak Pandang Terbatas: Hanya 150 meter pada saat kejadian.
- Awan Rendah: Berada di ketinggian 200 kaki atau di bawah 70 meter.
- Keputusan Pilot: Mengambil langkah divert demi keselamatan.
- Bandara Alternatif: Bandara Depati Amir, Pangkalpinang menjadi lokasi pendaratan pengganti.
Kondisi cuaca ekstrem seperti ini seringkali menjadi tantangan bagi industri penerbangan. Koordinasi yang baik antara BMKG, pihak bandara, maskapai, dan pilot sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kelancaran penerbangan. Meskipun pengalihan penerbangan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, langkah ini merupakan prioritas utama untuk menghindari risiko yang lebih besar.