Oasis di Rumah: Mengapa Ruang Terbuka Hijau Esensial?

Memiliki rumah dengan halaman yang luas seringkali dianggap sebagai keuntungan tersendiri. Lahan kosong di depan rumah idealnya bisa dimanfaatkan sebagai taman. Namun, realita perkotaan seringkali memaksa pemilik rumah untuk mengorbankan ruang hijau tersebut demi area parkir yang lebih fungsional.

Keputusan untuk menjadikan halaman sebagai area parkir tentu sah-sah saja, karena setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun, penting untuk disadari bahwa keberadaan taman, sekecil apapun, tetaplah esensial. Arsitek Denny Setiawan menekankan bahwa taman tidak harus selalu berada di depan atau belakang rumah. Ruang terbuka hijau bisa dihadirkan di berbagai sudut hunian, bahkan di dalam rumah atau di atas atap.

"Tidak ada alasan untuk tidak memiliki taman," tegas Denny. "Taman itu fleksibel, bisa direncanakan di awal pembangunan, atau ditambahkan kemudian."

Manfaat memiliki taman di rumah sangatlah beragam. Berikut beberapa diantaranya:

  • Sumber Oksigen: Taman, dengan berbagai jenis tanaman yang tumbuh di dalamnya, berperan penting sebagai penghasil oksigen bagi penghuni rumah.
  • Kontribusi Penghijauan: Membuat taman, meskipun hanya di lahan yang sempit, adalah bentuk kontribusi nyata terhadap upaya penghijauan lingkungan.
  • Area Resapan Air: Ruang terbuka hijau memungkinkan air hujan meresap ke dalam tanah, membantu menjaga keseimbangan air tanah dan mengurangi risiko banjir.

Denny menambahkan, jika lahan di bagian depan rumah sudah tidak memungkinkan, pemanfaatan rooftop sebagai taman bisa menjadi solusi alternatif. Dengan penataan yang tepat, rooftop bisa disulap menjadi taman yang indah dan fungsional.

"Langkah pertama adalah pemasangan lapisan dry cell agar air dapat terserap dan dialirkan melalui pipa flood drain. Di atas dry cell ditambahkan kerikil atau split, barulah kemudian lapisan tanah," jelasnya.

Selain rooftop, taman vertikal juga bisa menjadi pilihan menarik, terutama bagi pemilik rumah dengan lahan terbatas. Tanaman bisa ditanam di dinding atau pagar menggunakan pot atau tanaman rambat.

Denny mengingatkan bahwa Jakarta masih kekurangan ruang terbuka hijau. Target ideal vegetasi kota adalah 30 persen, namun saat ini baru tercapai 9 persen. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berpartisipasi dalam menciptakan ruang hijau sebanyak mungkin.

"Daripada membuat pagar tinggi yang terkesan tertutup, tidak ada salahnya mencoba membuat pagar dari tanaman," pungkasnya. Pagar tanaman tidak hanya mempercantik tampilan rumah, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dan lingkungan sekitar.