DPR Soroti Minimnya Layanan Bus Shalawat untuk Jemaah Haji Lansia
Keterbatasan fasilitas transportasi bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) menjadi perhatian serius Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI menemukan bahwa jumlah bus shalawat yang diperuntukkan khusus bagi lansia sangat minim, tidak sebanding dengan jumlah jemaah lansia yang mencapai puluhan ribu orang.
Anggota Timwas Haji DPR RI, Selly Andriany Gantina, mengungkapkan keprihatinannya setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Terminal Jiyad. Dari total 140 bus shalawat yang tersedia, hanya sekitar 15 unit atau 10% saja yang dikhususkan untuk lansia. Kondisi ini dinilai tidak ideal mengingat banyaknya jemaah haji lansia asal Indonesia. Selly mempertanyakan efektivitas sistem transportasi yang ada, terutama terkait aksesibilitas bagi lansia. Ia mengkritisi kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai titik penjemputan alternatif di luar terminal, sehingga banyak jemaah lansia yang terpaksa menunggu di terminal.
"Idealnya, jemaah lansia mendapatkan pelayanan yang lebih baik, tidak perlu berdesakan dengan jemaah reguler," tegas Selly. Ia juga menyoroti minimnya identitas visual pada bus shalawat milik pemerintah Indonesia, yang menyebabkan kebingungan di kalangan jemaah dan berpotensi salah naik bus.
Selly mengapresiasi kerja keras petugas transportasi haji, yang mengoperasikan 127 bus shalawat, termasuk 32 unit untuk jemaah disabilitas di tiga terminal utama. Namun, ia menekankan perlunya evaluasi sistem pergerakan dan perputaran bus, agar tidak mengganggu jadwal keberangkatan jemaah ke Masjidil Haram dan memicu antrean panjang. Laporan mengenai kesulitan jemaah dalam mendapatkan angkutan bus menjadi catatan penting untuk perbaikan.
Anggota Timwas DPR RI lainnya, Sofwan Dedy, menyoroti kendala teknis yang dihadapi petugas di lapangan, yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan ketat otoritas Arab Saudi. Ia mengusulkan pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis tersebut dengan melibatkan para pemangku kepentingan di Arab Saudi.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Peningkatan Jumlah Bus Lansia: Penambahan armada bus shalawat khusus lansia untuk mengurangi waktu tunggu dan memberikan kenyamanan.
- Sosialisasi Titik Penjemputan: Meningkatkan sosialisasi mengenai titik penjemputan alternatif di luar terminal kepada jemaah lansia.
- Identifikasi Bus yang Jelas: Memastikan bus shalawat milik Indonesia memiliki identitas visual yang jelas agar mudah dikenali.
- Evaluasi Sistem Operasional: Mengevaluasi sistem pergerakan dan perputaran bus untuk menghindari keterlambatan dan antrean.
- Pendekatan Diplomatik: Menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan otoritas Arab Saudi untuk mengatasi kendala teknis.
DPR RI berkomitmen untuk terus mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan ibadah haji, serta mendorong perbaikan layanan untuk seluruh jemaah, khususnya lansia, agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan khusyuk.