Tragedi Longsor Gunung Kuda: Praktik Penambangan Picu Bencana?

Gunung Kuda, Cirebon, menjadi saksi bisu tragedi longsor yang merenggut nyawa puluhan orang. Bencana ini memicu sorotan tajam terhadap praktik penambangan galian C di kawasan tersebut. Diduga kuat, metode penggalian yang tidak tepat menjadi pemicu utama terjadinya longsor.

Pengamatan visual menunjukkan bahwa penggalian yang menghasilkan lereng-lereng terjal memperburuk kondisi geologis Gunung Kuda. Lereng curam ini meningkatkan kerentanan terhadap longsor, terutama saat dipicu oleh faktor eksternal seperti curah hujan tinggi atau aktivitas seismik kecil. Rekahan pada massa batuan dan tanah, yang mungkin diakibatkan oleh getaran alat berat atau ledakan dalam proses penambangan, semakin memperlemah struktur lereng.

Longsor yang terjadi dikategorikan sebagai longsor jatuh, dimana material longsoran terlepas dari lereng dan jatuh bebas ke bawah. Jenis longsor ini sangat berbahaya karena kecepatannya yang tinggi dan dampaknya yang merusak. Tragedi Gunung Kuda menjadi pengingat betapa pentingnya pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab dalam setiap aktivitas pertambangan.

Insiden ini juga menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah terhadap perizinan dan aktivitas pertambangan. Meskipun ada regulasi yang mengatur, implementasinya di lapangan tampaknya belum optimal. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan pertambangan menjadi krusial untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Pemerintah daerah perlu memiliki sistem informasi yang komprehensif mengenai aktivitas pertambangan, termasuk data perizinan, rencana pengelolaan lingkungan, dan potensi risiko yang terkait. Sistem ini harus transparan dan mudah diakses oleh publik, sehingga masyarakat dapat turut serta dalam pengawasan dan memberikan masukan.

Lebih lanjut, perencanaan pasca tambang yang matang sangat diperlukan. Lahan bekas galian tambang harus direhabilitasi dan dikembalikan fungsinya, baik sebagai kawasan hijau, lahan pertanian, atau area rekreasi. Hal ini penting untuk meminimalkan dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Tim SAR masih terus berupaya mencari korban yang tertimbun longsor. Diharapkan, tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, agar praktik pertambangan di Indonesia dapat dilakukan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.