Tragedi Diksar Unila: Mahasiswa Tewas Diduga Akibat Kekerasan, Keluarga Ungkap Luka Memilukan
Kesedihan mendalam menyelimuti Wirna Wani (41), seorang ibu yang kehilangan putranya, Pratama Wijaya Kusuma (19), mahasiswa Universitas Lampung (Unila), setelah mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel). Pratama menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin, 28 April 2025, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Diduga kuat, kematiannya terkait dengan tindak kekerasan yang dialaminya selama kegiatan diksar.
Wirna, dengan suara bergetar, menceritakan dugaan penyiksaan yang dialami Pratama selama empat hari, dari tanggal 14 hingga 17 November 2024. Pengakuan pilu ini terungkap setelah Pratama siuman usai pingsan setibanya di rumah setelah mengikuti diksar. Menurut penuturan Wirna, Pratama menderita luka fisik akibat kekerasan yang dilakukan oleh senior organisasi Mahepel.
"Dia sempat cerita dadanya ditendang, perutnya juga diinjak-injak," ungkap Wirna dengan mata berkaca-kaca, saat ditemui di Mapolda Lampung, Selasa (3/6/2025).
Wirna bahkan sempat mengabadikan luka memar yang terlihat di tubuh putranya sebagai bukti. Selain luka memar, Pratama juga mengeluhkan sakit pada kakinya hingga menyebabkan kukunya terlepas.
"Sampai kukunya copot, saya kasih betadine malamnya, kaki sebelah kiri. Dia tidak cerita siapa dan berapa orang yang melakukan," lanjut Wirna dengan nada sedih.
Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan kekerasan yang terjadi selama kegiatan diksar Mahepel Unila. Komisaris Besar (Kombes) Yuni Iswandari, Kepala Bidang Humas Polda Lampung, membenarkan bahwa laporan telah diterima dan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) sedang mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi terkait.
Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa jurusan Bisnis Digital Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila, menjadi korban dalam peristiwa tragis ini. Kasusnya menjadi sorotan publik dan memicu keprihatinan mendalam tentang praktik kekerasan dalam kegiatan organisasi mahasiswa.
Rincian dugaan kekerasan yang dialami Pratama:
- Dada ditendang
- Perut diinjak-injak
- Kuku kaki copot akibat luka
- Memar di sekujur tubuh
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak kepolisian. Masyarakat menantikan hasil penyelidikan yang transparan dan penegakan hukum yang adil bagi pelaku kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa seorang mahasiswa.