Keutamaan Puasa Sunnah Jelang Idul Adha: Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah

Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, salah satunya adalah berpuasa. Puasa sunnah ini memiliki keutamaan yang besar dan menjadi kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ragam Puasa Sunnah Sebelum Idul Adha

Secara umum, puasa sebelum Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, dengan puncak pada tanggal 9 Dzulhijjah yang dikenal sebagai puasa Arafah. Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai puasa sunnah yang dapat dikerjakan:

  • Puasa Dzulhijjah (1-9 Dzulhijjah): Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak amal saleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang menyatakan bahwa tidak ada hari-hari yang amal salehnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari di sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Para ulama menafsirkan bahwa puasa pada hari-hari tersebut termasuk dalam amalan saleh yang sangat utama.

  • Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah): Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kekuatan hadis yang menyebutkan keutamaan puasa Tarwiyah, banyak ulama menyarankan untuk tetap melaksanakannya dalam konteks fadhailul a'mal (amalan yang memperoleh keutamaan). Apalagi, puasa ini dilakukan di antara sepuluh hari pertama Dzulhijjah yang memiliki keistimewaan tersendiri. Keutamaan melaksanakan puasa Tarwiyah adalah dapat menghapus dosa setahun yang lalu.

  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): Puasa Arafah adalah puasa yang paling utama di antara puasa-puasa sunnah sebelum Idul Adha. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan hari ketika jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji, puasa Arafah sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan yang besar.

    Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Para ulama memberikan berbagai penafsiran mengenai penghapusan dosa di masa depan. Salah satunya adalah bahwa Allah SWT akan memberikan taufik kepada orang yang berpuasa Arafah untuk tidak melakukan dosa di tahun yang akan datang.

    Namun, bagi jamaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah, puasa Arafah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kelelahan dan mengganggu pelaksanaan ibadah haji.

Niat Puasa

Berikut adalah lafal niat untuk masing-masing puasa:

  • Niat Puasa Dzulhijjah:

    نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُوالْحِجَّةٌ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillaahi ta'aala.

    Artinya: "Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta'ala."

  • Niat Puasa Tarwiyah:

    نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi Ta'ala.

    Artinya: "Saya berniat melakukan puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

  • Niat Puasa Arafah:

    نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

    Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aala.

    Artinya: "Aku berniat puasa 'Arafah, sunnah karena Allah Ta'ala."

Dengan melaksanakan puasa-puasa sunnah ini, diharapkan umat Muslim dapat meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT serta meningkatkan ketakwaan menjelang Hari Raya Idul Adha.