Perdagangan Saham Diprediksi Positif di Tengah Pekan Libur Idul Adha: Target IHSG di Level 7.300

Pasar modal Indonesia bersiap menghadapi pekan perdagangan yang lebih singkat karena libur Hari Raya Idul Adha. Meskipun demikian, optimisme masih menyelimuti proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Analis memperkirakan IHSG memiliki potensi untuk menembus level 7.300, meskipun investor tetap disarankan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Analis dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, menyoroti beberapa faktor eksternal yang perlu diperhatikan pelaku pasar. Salah satunya adalah perkembangan kebijakan ekonomi dari Amerika Serikat. Keputusan Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang menyatakan bahwa sebagian besar tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump ilegal dan diblokir menjadi perhatian tersendiri. Pasar juga menantikan data ekonomi penting AS, seperti Non-Farm Payrolls, yang akan menjadi pertimbangan utama bagi bank sentral AS (The Fed) dalam menentukan kebijakan moneter selanjutnya.

"Kami memprediksi bahwa IHSG akan bergerak bervariasi cenderung menguat dalam rentang support 7.140 dan resistance 7.320," ujar Indri dalam keterangan resminya.

Sentimen global lain yang turut memengaruhi pasar adalah penundaan penetapan tarif oleh Donald Trump terhadap barang-barang dari Uni Eropa hingga 9 Juli 2025. Selain itu, risalah pertemuan FOMC menunjukkan bahwa The Fed akan tetap bersikap wait-and-see, sambil terus memantau data dan kondisi ekonomi terkini. Kondisi konsumen AS yang stabil di level 52,2 juga menjadi faktor pendukung.

Indri menekankan bahwa dengan waktu perdagangan yang terbatas, pelaku pasar cenderung lebih berhati-hati dan memilih strategi wait-and-see. Potensi terjadinya peristiwa di luar perkiraan selama libur panjang menjadi pertimbangan utama.

Pada pekan sebelumnya, IHSG menunjukkan pelemahan terbatas sebesar 0,53 persen, turun dari level 7.231 ke 7.175. Namun, di tengah pelemahan tersebut, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 149,3 miliar di pasar reguler.

Dari sisi sektoral, terdapat lima sektor yang mengalami penguatan, dengan sektor healthcare menjadi penopang utama IHSG dengan kenaikan sebesar 1,95 persen. Hal ini dipicu oleh antisipasi pelaku pasar terhadap potensi peningkatan kasus Covid-19. Sebaliknya, sektor teknologi menjadi pemberat dengan penurunan sebesar 1,97 persen, terutama karena penurunan saham GOTO yang signifikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG:

  • Kebijakan Ekonomi AS: Perkembangan kebijakan ekonomi AS, termasuk keputusan terkait tarif dan data ekonomi seperti Non-Farm Payrolls, akan memengaruhi sentimen pasar.
  • Kebijakan Moneter The Fed: Sikap wait-and-see The Fed dan pertimbangan data ekonomi akan menjadi penentu arah kebijakan moneter.
  • Sentimen Konsumen AS: Kondisi konsumen AS yang stabil memberikan sinyal positif bagi pasar.
  • Pergerakan Sektoral: Kinerja sektor-sektor tertentu, seperti healthcare dan teknologi, akan memengaruhi pergerakan IHSG secara keseluruhan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, pelaku pasar diharapkan dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat di tengah pekan perdagangan yang lebih singkat ini.