SMAN 21 Bekasi Bangkit Pasca Banjir: Ujian Ditunda, Belajar Daring Diterapkan, dan Harapan Gedung Baru

SMAN 21 Bekasi Bangkit Pasca Banjir: Ujian Ditunda, Belajar Daring Diterapkan, dan Harapan Gedung Baru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 21 Bekasi, yang terletak di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatirasa, Kota Bekasi, Jawa Barat, tengah berupaya pulih dari dampak kerusakan parah akibat banjir yang melanda pekan lalu. Banjir tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur sekolah, meliputi ruang kelas, mushala, toilet, hingga peralatan penunjang pendidikan seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, dan komputer. Meskipun menghadapi tantangan berat, semangat gotong royong dari guru, staf, dan siswa patut diapresiasi. Mereka bahu-membahu membersihkan puing-puing dan lumpur sisa banjir, demi mengembalikan fungsi sekolah sesegera mungkin.

Upaya pemulihan pascabanjir ini juga berdampak pada penjadwalan ulang Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) untuk kelas 12. Sebanyak 278 siswa yang awalnya dijadwalkan mengikuti ujian pada 10-24 Maret 2025, kini harus menunda ujian hingga 9 April 2025. Dari jumlah tersebut, 130 siswa terdampak langsung akibat kerusakan fasilitas sekolah. Wakil Kepala Sekolah SMAN 21 Bekasi, Lala Kardasih, menjelaskan bahwa penjadwalan ulang ini telah dikoordinasikan dan disetujui. Saat ini, fokus utama sekolah adalah membersihkan lumpur yang menempel di berbagai area sekolah. Pihak sekolah membutuhkan bantuan alat berat, seperti mobil penyemprot dan pengangkut sampah, untuk mempercepat proses pembersihan ini. Setelah area sekolah dinyatakan aman dan nyaman, ujian PSAJ akan kembali digelar di sekolah. Sebagai langkah antisipatif, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung secara daring dengan sistem dua shift, guna memastikan seluruh siswa tetap dapat mengikuti pembelajaran meskipun dalam kondisi darurat.

Tantangan dan Harapan

SMAN 21 Bekasi saat ini masih berstatus sekolah dengan lahan dan bangunan sewa. Kondisi ini menambah kompleksitas upaya pemulihan pascabanjir. Namun, ada secercah harapan baru. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menghibahkan lahan dan membangun gedung baru untuk SMAN 21 Bekasi di lokasi yang terbebas dari ancaman banjir. Rencana ini diharapkan dapat terealisasi tahun ini, sehingga sekolah dapat pindah ke lokasi baru yang lebih aman dan representatif.

Dampak Psikologis Siswa

Kerusakan fasilitas sekolah dan penundaan ujian menimbulkan dampak psikologis bagi para siswa. Ariyadi Mulya Ardi (18) dan David Ramadhani (18), dua orang siswa kelas 12, mengungkapkan kesedihan mereka atas kerusakan yang terjadi, terutama hilangnya sejumlah peralatan sekolah dan fasilitas penting. Meskipun mendapatkan waktu tambahan untuk belajar, mereka tetap merasa sedih karena ujian harus ditunda, setelah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Namun, di tengah kesedihan tersebut, mereka tetap menunjukkan rasa tanggung jawab dengan turut serta membersihkan puing-puing sisa banjir di sekolah.

Proses pemulihan SMAN 21 Bekasi pascabanjir ini menjadi gambaran nyata tentang keuletan dan semangat gotong royong dalam menghadapi bencana. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat dibutuhkan untuk membantu sekolah ini kembali pulih dan menjalankan fungsi pendidikannya secara optimal.