Layanan Digital Terganggu, Saham BSI Terkoreksi

Kinerja saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dengan kode saham BRIS, terpantau mengalami penurunan sejak awal perdagangan hari ini. Pelemahan ini terjadi bersamaan dengan gangguan yang dialami oleh aplikasi perbankan digital BYOND by BSI, yang mulai dirasakan pengguna sejak hari Minggu, 1 Juni 2025.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 15.30 WIB, harga saham BSI berada pada level Rp 2.800 per lembar saham, atau mengalami penurunan sebesar 210 poin (7%). Pada pembukaan perdagangan, saham BRIS dibuka pada harga Rp 3.000 per saham. Sempat melemah menjadi Rp 2.850 per lembar saham menjelang sesi istirahat perdagangan, saham BSI mencatatkan level tertinggi di Rp 3.000 per saham dan level terendah di Rp 2.780 per saham.

Sebelumnya, aplikasi BYOND by BSI dilaporkan tidak dapat diakses oleh para pengguna. Saat mencoba untuk masuk (login), pengguna mendapati informasi bahwa sistem sedang dalam pemeliharaan. Pesan yang muncul pada layar perangkat berbunyi: "Mohon kembali lagi nanti, ya! Saat ini BYOND dalam pemeliharaan sistem untuk meningkatkan layanan agar lebih optimal."

Gangguan layanan ini memicu beragam keluhan dari para pengguna di berbagai platform media sosial. Di Instagram, seorang pengguna mengungkapkan ketidakpuasannya karena tidak dapat melakukan transaksi. Pengguna dengan akun @v****a menulis: "Bank syariah selain BSI ada nggak si? Mengingat ini kan hasil merger ya. Rekomendasinya dong kalau ada. Muak banget gini mulu, sering lho nggak sekali-kali."

Keluhan serupa juga membanjiri platform media sosial X. Beberapa pengguna bahkan menyoroti bahwa gangguan aplikasi ini seringkali terjadi pada awal bulan, saat banyak orang membutuhkan akses ke layanan perbankan. Seorang pengguna X dengan akun @i*****3 menulis: "Plis lah, ini BYONd udah kenapa lagi, mau ngambil uang gabisa terus."

Berikut adalah beberapa keluhan yang disampaikan oleh pengguna terkait gangguan aplikasi BYOND by BSI:

  • Tidak bisa melakukan transaksi.
  • Gangguan sering terjadi di awal bulan.
  • Ketidakpastian waktu pemulihan layanan.
  • Kekecewaan terhadap kualitas layanan pasca merger.
  • Harapan akan rekomendasi bank syariah alternatif.

Gangguan layanan digital ini, ditambah dengan respons negatif dari pengguna di media sosial, diduga menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan harga saham BSI pada perdagangan hari ini. Investor dan pengguna layanan perbankan digital tentu berharap agar BSI dapat segera mengatasi masalah ini dan meningkatkan kualitas layanannya.