Pergerakan Tanah di Purwakarta Rusak Empat Rumah dan Satu Masjid, Warga Selamat

Pergerakan Tanah di Desa Cisarua, Purwakarta, Akibatkan Kerusakan Bangunan

Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, pada Minggu malam, 9 Maret 2025, telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan. Empat rumah warga mengalami kerusakan parah dan dinyatakan tidak layak huni, sementara satu bangunan masjid mengalami kerusakan total dan roboh. Kejadian ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari berturut-turut, mengakibatkan tanah menjadi labil dan rentan terhadap pergerakan. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini berkat kesigapan warga yang mengungsi sebelum bangunan ambruk.

Camat Tegalwaru, Beny Primiadi, dalam keterangannya pada Selasa, 11 Maret 2025, mengonfirmasi bahwa pergeseran tanah disebabkan oleh keberadaan jurang dan aliran air dengan ketinggian sekitar delapan meter di bawah permukiman warga. Beliau menjelaskan bahwa proses evakuasi warga telah dilakukan dan rumah-rumah yang rusak telah dikosongkan untuk mencegah terjadinya insiden susulan. Saat ini, para pengungsi masih ditempatkan di tempat penampungan sementara. Pihak berwenang terus memantau kondisi lokasi bencana dan melakukan asesmen lebih lanjut untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya, termasuk rencana relokasi dan perbaikan infrastruktur yang rusak.

Kesaksian Warga dan Kronologi Kejadian

Salah satu warga, yang diketahui bernama Enan, menuturkan kronologi peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa hujan deras berlangsung sejak pukul 17.30 WIB hingga 03.00 WIB. Sekitar pukul 00.30 WIB, terdengar suara gemuruh yang cukup keras, diikuti dengan pergerakan tanah yang menyebabkan bangunan-bangunan mulai retak dan akhirnya runtuh. Gemuruh tersebut menjadi pertanda bagi warga untuk segera menyelamatkan diri dan mengungsi ke rumah kerabat mereka. Kejadian ini tergolong peristiwa langka bagi warga setempat, yang baru pertama kali mengalami pergerakan tanah dengan skala kerusakan sebesar ini setelah hujan deras dengan intensitas tinggi.

Upaya Penanganan dan Antisipasi Bencana

Pemerintah Kabupaten Purwakarta tengah fokus pada penanganan pasca bencana, termasuk menyediakan bantuan bagi para korban dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Selain itu, upaya mitigasi bencana akan ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Desa Cisarua dikenal sebagai daerah rawan pergerakan tanah, sehingga diperlukan langkah-langkah antisipasi yang lebih komprehensif, seperti pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap pergerakan tanah dan sistem peringatan dini yang efektif. Evaluasi terhadap tata ruang dan pembangunan di wilayah tersebut juga perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko bencana serupa.

Proses pemulihan pasca bencana ini akan membutuhkan waktu dan kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Pentingnya kesadaran akan risiko bencana dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan.