Misteri Kemiripan Melodi: Benarkah Lagu 'Dari Sabang Sampai Merauke' Terinspirasi 'La Marseillaise'?
Persamaan Irama Lagu Kebangsaan Perancis dan Lagu Nasional Indonesia: Sebuah Tinjauan Historis
Seringkali kita terpana mendengar kemiripan nada di antara lagu kebangsaan Perancis, La Marseillaise, dan lagu nasional Indonesia, Dari Sabang Sampai Merauke. Persamaan ini memicu rasa ingin tahu, menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan adanya pengaruh atau inspirasi di balik penciptaan kedua lagu tersebut. Meskipun kemiripan tersebut nyata, penting untuk memahami bahwa tidak ada indikasi plagiarisme dalam proses kreatifnya. Kemiripan ini lebih merupakan produk dari persinggungan sejarah dan pengaruh budaya.
La Marseillaise, yang diciptakan oleh Rouget de Lisle pada tahun 1792, awalnya berjudul Chant de guerre pour l'Armée du Rhin (Lagu Perang untuk Tentara Rhine). Lagu ini lahir atas permintaan Wali Kota Strasbourg, PF Dietrich, sebagai pembangkit semangat bagi tentara Perancis dalam menghadapi Austria. Lagu ini kemudian menjadi populer di kalangan sukarelawan dari Marseille yang berbaris menuju Paris pada tanggal 10 Agustus 1792, sehingga dikenal sebagai La Marseillaise. Pengakuan resmi sebagai lagu kebangsaan Perancis datang pada tanggal 14 Juli 1795. Namun, lagu ini sempat dilarang oleh Napoleon III sebelum akhirnya direhabilitasi pada tahun 1879.
Sejarah mencatat nasib tragis PF Dietrich, sang pemesan lagu, yang dipenggal kepalanya oleh rezim yang berkuasa. Sementara itu, Rouget de Lisle, pencipta lagu, sempat dicurigai sebagai pengkhianat Republik Perancis, namun berhasil selamat dari eksekusi.
Jejak Sejarah dan Pengaruh Budaya
Konteks sejarah memainkan peran penting dalam menjelaskan kemiripan nada antara La Marseillaise dan Dari Sabang Sampai Merauke. Pada masa penciptaan La Marseillaise, Perancis tengah berada dalam puncak kejayaannya, bahkan berhasil menguasai Belanda. Sementara itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Situasi ini membuka peluang bagi lagu La Marseillaise untuk diperdengarkan dan menyebar ke Indonesia melalui orang-orang Belanda yang saat itu berada di bawah kekuasaan Perancis.
Diduga kuat bahwa La Marseillaise menjadi sumber inspirasi bagi R. Soerarjo dalam menciptakan lagu Dari Sabang Sampai Merauke. Hipotesis ini didasarkan pada fakta bahwa pada era tersebut, pengaruh budaya Eropa, khususnya Perancis, cukup kuat di kalangan intelektual dan seniman Indonesia.
Selain Dari Sabang Sampai Merauke, lagu lain yang juga disebut memiliki kemiripan nada dengan La Marseillaise adalah All You Need is Love karya The Beatles. Hal ini menunjukkan bahwa melodi La Marseillaise memiliki daya tarik universal dan mampu menginspirasi musisi dari berbagai negara dan genre.
Kemiripan nada antara La Marseillaise dan Dari Sabang Sampai Merauke bukanlah sebuah kebetulan semata. Lebih dari itu, ini adalah hasil dari persinggungan sejarah dan pengaruh budaya yang kompleks. Lagu La Marseillaise, dengan semangat revolusionernya, telah melintasi batas-batas negara dan menginspirasi penciptaan karya-karya musik di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ini adalah bukti bagaimana musik dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya dan sejarah.