Elektrifikasi Transportasi Digenjot: Strategi Pemerintah Atasi Polusi Udara Jakarta

Pemerintah Indonesia kian serius dalam menanggulangi masalah polusi udara yang menghantui wilayah perkotaan, khususnya Jakarta. Salah satu langkah krusial yang kini menjadi fokus utama adalah percepatan adopsi kendaraan listrik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menempatkan elektrifikasi transportasi sebagai strategi kunci untuk mengurangi emisi gas buang dari sektor otomotif. Sektor ini diketahui menjadi penyumbang signifikan polusi udara di Ibu Kota, mencapai lebih dari sepertiga dari total pencemaran. Menteri LHK menekankan bahwa transformasi menuju kendaraan listrik adalah langkah fundamental yang perlu diimplementasikan secara menyeluruh.

Namun, implementasi kendaraan listrik membutuhkan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan. Peralihan ini tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan pemerintah. Meningkatnya suhu udara di musim kemarau memperburuk kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Oleh karena itu, perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan transportasi sangat dibutuhkan. Pemerintah membuka opsi pembatasan mobilitas atau pengurangan penggunaan kendaraan bermotor konvensional jika elektrifikasi belum dapat dilakukan secara komprehensif dalam waktu dekat.

Pengembangan industri baterai sebagai fondasi utama kendaraan listrik juga menjadi prioritas pemerintah. Sektor ini bahkan telah ditetapkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN). Pemerintah melihat potensi besar Indonesia sebagai produsen kendaraan listrik, mengingat kekayaan sumber daya mineral yang melimpah.

Indonesia memiliki cadangan mineral penting seperti:

  • Nikel
  • Kobalt
  • Lithium
  • Mangan
  • Grafit
  • Tembaga

Sumber daya mineral ini tersebar di berbagai wilayah dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah MIND ID (Mining Industry Indonesia). MIND ID beserta seluruh anak perusahaannya didorong untuk berperan aktif dalam membangun rantai pasok kendaraan listrik yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang mandiri dan berkelanjutan di Indonesia.