Lakshmi Mittal: Kisah Miliarder Baja Dunia yang Mengawali Bisnis dari Sidoarjo
Lakshmi Narayan Mittal, seorang tokoh yang mungkin tidak sefamiliar nama-nama seperti Elon Musk atau Jeff Bezos, adalah salah satu individu terkaya di dunia dengan imperium bisnis baja yang mendunia. Kisah suksesnya yang mengagumkan berawal dari sebuah pabrik kecil di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Forbes mencatat Lakshmi Mittal sebagai orang terkaya nomor 116 di dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 18,4 miliar. Di India, tanah kelahirannya, ia menduduki peringkat ke-15 sebagai individu terkaya.
Lahir pada 15 Juni 1950 di Churu, Rajasthan, India, masa kecil Mittal dihabiskan di rumah kakeknya. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, ia pindah ke Calcutta bersama orang tuanya, seiring dengan kemitraan perusahaan baja rintisan ayahnya dengan sebuah perusahaan besar.
Titik awal perjalanannya sebagai pengusaha terjadi ketika ia dan keluarganya memutuskan untuk hijrah ke Surabaya pada tahun 1976, usai menyelesaikan studi di bidang bisnis dan akuntansi di St. Xavier College. Di Surabaya, ia dipercaya untuk mengelola bisnis baja milik ayahnya, Mohanlal Mittal, dengan tujuan ekspansi ke luar negeri.
Setibanya di Surabaya, Mittal mendirikan pabrik pengolahan baja PT Ispat Indo di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur. Pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 16,5 hektare itu menjadi tonggak awal kesuksesannya. Di pabrik tersebut, ia memproduksi berbagai jenis batang kawat dan batangan karbon.
Momen penting dalam perkembangan bisnisnya adalah ketika Mittal mempelopori pengembangan pabrik terintegrasi dan penggunaan Direct Reduced Iron (DRI) sebagai alternatif pengganti besi tua sebagai bahan baku pembuatan baja. Langkah inovatif ini menjadi fondasi bagi transformasi perusahaan keluarganya menjadi perusahaan global dengan jaringan yang menjangkau 14 negara dan mempekerjakan 150.000 orang.
Keberhasilan Mittal dalam mempelopori pengembangan pabrik mini terintegrasi dan penggunaan DRI, serta kemampuannya dalam melakukan konsolidasi dengan industri baja global, telah mengantarkannya pada puncak kesuksesan.
Pada tahun 2004, Mittal Steel menjadi produsen baja terbesar di dunia dengan volume produksi mencapai 42,1 juta ton baja dan membukukan keuntungan lebih dari US$ 22 miliar. Saat ini, Lakshmi Mittal menjabat sebagai CEO ArcelorMittal dan juga menjabat sebagai direktur non eksekutif di beberapa perusahaan terkemuka seperti Goldman Sachs, EADS, dan ICICI Bank.
Mittal juga aktif melakukan akuisisi terhadap sejumlah perusahaan baja di berbagai belahan dunia, termasuk Ilva, perusahaan baja asal Italia, dengan nilai penawaran US$ 2,1 miliar, serta Essar Steel senilai US$ 5,9 miliar yang direalisasikan pada tahun 2018.
Seiring dengan diversifikasi bisnis grup perusahaannya ke sektor perkapalan, batu bara, listrik, dan minyak, kekayaan Mittal terus bertambah. Ia dikenal luas atas kemampuannya dalam mengubah perusahaan yang merugi menjadi mesin penghasil keuntungan.