Minim Petunjuk, Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Pembacokan Pegawai Kejagung di Depok
Aparat kepolisian mengalami kendala dalam mengungkap kasus pembacokan yang menimpa seorang pegawai Kejaksaan Agung (Kejagung) berinisial DSK di Depok. Insiden yang terjadi pada Jumat (23/5/2025) tersebut hingga kini masih menyisakan misteri, salah satunya disebabkan minimnya bukti di lokasi kejadian.
Salah satu kendala utama adalah tidak adanya kamera pengawas (CCTV) di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Kasat Reskrim Polres Depok, AKBP Bambang, menyatakan bahwa penyisiran telah dilakukan, namun tidak ditemukan CCTV yang mengarah ke lokasi pembacokan. Bahkan, kamera CCTV terdekat, yang berada di tempat cuci mobil dan minimarket, tidak mencakup area tersebut. "Enggak ada (CCTV). Udah disisir. Terdekat (lokasi kejadian) dari tempat cuci mobil sama Indomaret juga enggak mengarah ke sana, arah kameranya enggak ke lokasi (pegawai Kejagung dibacok)," ujar Bambang.
Ketiadaan CCTV ini menyulitkan polisi untuk merekonstruksi kronologi kejadian secara detail, termasuk motif di balik serangan tersebut. Meskipun demikian, penyelidikan terus berlanjut dengan memeriksa sejumlah saksi. "Saksi yang menyaksikan langsung sementara belum ada, tapi yang telah diambil keterangan itu ada sekitar enam atau tujuh orang," imbuh Bambang. Fokus utama saat ini adalah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang mungkin memiliki informasi terkait pelaku atau kejadian sebelum dan sesudah pembacokan.
Lebih lanjut, polisi memastikan bahwa tidak ada barang berharga milik korban yang hilang dalam insiden ini. Sepeda motor yang dikendarai DSK juga tidak mengalami kerusakan. Fakta ini menimbulkan spekulasi bahwa motif pembacokan bukan perampokan. "Iya, motornya juga utuh, enggak ada lecet, enggak jatuh," ucap Bambang.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa DSK diserang oleh dua orang tak dikenal saat dalam perjalanan pulang usai bertugas dari Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Daskrimti) Kejagung sekitar pukul 21.00 WIB. Korban sempat berhenti untuk berteduh dan minum kopi karena hujan. Sekitar pukul 02.30 WIB, saat melanjutkan perjalanan, DSK didekati dua orang yang berboncengan motor.
Menurut Harli, kedua pelaku mendekati DSK sambil berteriak "sikat" dan mengayunkan senjata tajam ke arah lengan korban. "Kurang lebih 1 km dari rumah yang bersangkutan, pada saat masih mengendarai sepeda motor dengan kecepatan kurang lebih 60 km/jam, tiba-tiba dari arah depan terdapat dua orang yang berboncengan langsung mendekat saudara DSK dan sambil berteriak 'sikat' sambil mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan saudara DSK," kata Harli. Setelah melakukan aksinya, pelaku kembali berteriak "mampus lu" dan melarikan diri. DSK kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Korban mengalami luka berat di pergelangan tangan kanan akibat serangan tersebut. Bahkan, dalam perjalanan menuju rumah sakit, DSK merasa ada dua orang yang mengawasinya. Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif pihak kepolisian untuk mengungkap identitas pelaku dan motif pembacokan.