Microsoft Luncurkan Pusat Data di Indonesia, Investasi Rp 41 Triliun Diproyeksikan Mendorong Ekonomi Digital
Microsoft Investasi Rp 41 Triliun untuk Pusat Data di Indonesia, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Digital
Jakarta - Microsoft secara resmi meluncurkan pusat data pertamanya di Indonesia, yang disebut Indonesia Central Cloud Region. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid menyatakan optimisme bahwa investasi ini akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, dengan proyeksi mencapai Rp 41 triliun.
Meutya Hafid menyampaikan bahwa peluncuran pusat data ini merupakan kontribusi penting dalam memperkuat infrastruktur digital nasional. Investasi ini diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi sebesar 2,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 41 triliun bagi Indonesia. Kehadiran pusat data ini juga mencerminkan kepercayaan sektor swasta terhadap arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor digital, serta kesiapan Indonesia dalam mengelola teknologi canggih seperti komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI).
Peluncuran Indonesia Central Cloud Region menandakan dua hal penting, yaitu kepercayaan terhadap arah kebijakan pemerintah di bidang digital yang semakin konsisten dan terbuka terhadap kolaborasi strategis, serta pengakuan bahwa Indonesia memiliki kesiapan untuk mengelola teknologi canggih seperti komputasi awan dan kecerdasan buatan. Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mitra aktif dalam membentuk tata kelola dan ekosistem digital yang berkelanjutan.
Menkominfo berharap kehadiran pusat data ini dapat mendorong berbagai program pelatihan di bidang digital, dengan target mencapai 1 juta pelatihan digital yang bekerja sama dengan pemerintah. Saat ini, terdapat 840.000 individu yang aktif dalam meningkatkan kemampuan di bidang AI, sehingga talenta digital di Indonesia siap bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka.
Investasi Microsoft sebesar 1,7 miliar dolar AS di sektor komputasi awan dan kecerdasan buatan diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai perluasan infrastruktur, tetapi juga menjadi katalis pembangunan nasional dengan potensi menciptakan 60.000 lapangan kerja hingga tahun 2028.
Indonesia saat ini berada dalam posisi strategis untuk memperkuat perannya sebagai pusat ekonomi digital di Asia Pasifik. Oleh karena itu, stabilitas kebijakan dan kesiapan infrastruktur harus terus ditingkatkan. Indonesia juga semakin relevan sebagai lokasi pengembangan cloud region berskala global. Studi menunjukkan bahwa nilai pasar pusat data Indonesia akan tumbuh dari 2,39 miliar dolar AS pada tahun 2024 menjadi 3,79 miliar dolar AS pada tahun 2030.
Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan global dan kebutuhan layanan digital domestik yang tinggi. Indonesia memiliki keunggulan geografis yang strategis karena berada di jalur utama konektivitas global, dengan potensi besar energi terbarukan sebesar 207 Gigawatt (GW) dari tenaga surya dan 29 GW dari panas bumi. Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan pusat data yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Indonesia juga menempati posisi strategis sebagai pintu gerbang ekonomi digital Asia Pasifik, dengan nilai Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital yang tumbuh dari 80 miliar dolar AS pada tahun 2023 menjadi 90 miliar dolar AS pada tahun 2024, dan diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS pada tahun 2025.
Menkominfo akan terus memberikan dukungan pasca-peluncuran Indonesia Central Cloud Region, termasuk dalam bidang pendidikan AI. Dukungan lanjutan akan diberikan dalam pengembangan talenta AI dan pendirian AI center di berbagai institusi pendidikan. Pemerintah, universitas, dan Microsoft telah memiliki program bersama, dan diharapkan program ini dapat dilakukan secara lebih masif untuk mempercepat adopsi Hyper Cloud di Indonesia.