Jawa Tengah Siaga Darurat Penurunan Muka Tanah di Pesisir Utara

Ancaman Penurunan Muka Tanah di Pantura Jawa Tengah

Kondisi memprihatinkan tengah mengintai wilayah pesisir utara (Pantura) Jawa Tengah, di mana penurunan muka tanah mencapai tingkat mengkhawatirkan. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengungkapkan bahwa penurunan tanah di wilayah Pantura mencapai antara 8 hingga 14 sentimeter setiap tahunnya. Situasi ini diperburuk oleh fenomena La Nina, yang menyebabkan curah hujan tinggi berkepanjangan meskipun seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Intensitas hujan yang tinggi telah memicu banjir yang semakin parah, terutama di Kota Semarang.

Upaya Mitigasi dan Evaluasi Penggunaan Air Tanah

Gubernur Luthfi menekankan perlunya langkah-langkah mitigasi yang komprehensif untuk mengatasi dampak penurunan muka tanah dan banjir. Salah satu upaya yang ditekankan adalah penanaman mangrove di sepanjang garis pantai. Program penanaman mangrove ini akan melibatkan partisipasi aktif dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Selain itu, evaluasi terhadap Peraturan Daerah (Perda) terkait penggunaan air tanah juga menjadi prioritas. Gubernur Luthfi mengusulkan agar pengecekan penggunaan air tanah, terutama di kawasan industri, dilakukan secara berkala setiap tiga bulan, bukan setahun sekali. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan penggunaan air tanah yang berlebihan dan mengurangi laju penurunan muka tanah.

Pemindahan Bangunan dan Sinergi Pemerintah

Gubernur Luthfi juga menyoroti perlunya pemindahan bangunan-bangunan di wilayah Pantura yang berkontribusi terhadap penurunan muka tanah. Ia menegaskan bahwa masalah ini memerlukan solusi bersama yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan kota. Sinergi antara berbagai tingkatan pemerintahan sangat penting untuk mengatasi tantangan ini secara efektif dan berkelanjutan. Gubernur Luthfi menekankan bahwa masyarakat tidak akan membedakan tanggung jawab antara pemerintah pusat, provinsi, atau daerah dalam menangani masalah banjir dan penurunan muka tanah. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama untuk memberikan solusi yang konkret dan tepat sasaran.

Rapat Kerja Musrenbang Jawa Tengah 2025

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Luthfi dalam sambutannya pada Rapat Kerja Musrenbang Jawa Tengah tahun 2025. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pemangku kepentingan untuk membahas isu-isu strategis dan merumuskan rencana pembangunan yang berkelanjutan. Penanganan masalah penurunan muka tanah dan banjir di Pantura menjadi salah satu fokus utama dalam Musrenbang tersebut. Diharapkan, melalui kolaborasi dan koordinasi yang baik, Jawa Tengah dapat mengatasi tantangan ini dan mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.