Gelombang Panas Ekstrem Landa Pakistan, Aktivitas Pendidikan Dibatasi

Pakistan tengah bergulat dengan gelombang panas ekstrem yang menyebabkan suhu melonjak hingga 46 derajat Celsius. Kondisi ini memaksa pemerintah setempat mengambil langkah-langkah antisipatif, terutama dalam sektor pendidikan, untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para siswa.

Sebagai respons terhadap situasi darurat ini, Menteri Pendidikan Provinsi Punjab, Rana Sikander Hayat, mengumumkan percepatan jadwal libur musim panas. Semula dijadwalkan pada 1 Juni, libur sekolah dimajukan menjadi 28 Mei. Kebijakan ini diambil untuk mengurangi paparan siswa terhadap panas ekstrem selama jam sekolah. Selain itu, jam pelajaran juga dipersingkat. Sekolah-sekolah diinstruksikan untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar dua jam lebih awal, yaitu pukul 11.30 waktu setempat.

"Karena gelombang panas yang terjadi terus menerus," demikian pernyataan resmi dari departemen pendidikan setempat.

Pakistan, sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, semakin sering mengalami kejadian cuaca ekstrem. Gelombang panas ini terjadi setelah musim dingin yang kering, memperburuk kondisi lingkungan dan meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat.

Pada bulan April lalu, suhu di beberapa wilayah Punjab hampir mencapai rekor tertinggi, yaitu 46,5 derajat Celsius. Badan Meteorologi Nasional Pakistan memperkirakan bahwa suhu akan terus meningkat, terutama di wilayah utara Provinsi Punjab, dengan potensi kenaikan antara 5 hingga 7 derajat Celsius.

Situasi serupa pernah terjadi pada Mei tahun lalu, yang menyebabkan penutupan sekolah-sekolah di provinsi tersebut, yang berdampak pada puluhan juta siswa. Selain gelombang panas, masalah kabut asap beracun juga menjadi perhatian serius. Pada November tahun lalu, sekolah-sekolah juga ditutup karena tingkat polusi udara yang berbahaya.

Gelombang panas ekstrem ini menyoroti kerentanan Pakistan terhadap perubahan iklim dan perlunya langkah-langkah adaptasi yang komprehensif untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran, mengurangi risiko, dan membangun ketahanan terhadap perubahan iklim.