Nodul Tiroid: Kapan Harus Dioperasi?

Merasakan adanya benjolan pada leher seringkali memicu kekhawatiran, apalagi jika ukurannya cukup signifikan. Meskipun demikian, penting untuk diketahui bahwa sebagian besar benjolan di leher tidak bersifat ganas dan seringkali terkait dengan masalah pada kelenjar tiroid.

Nodul tiroid, yang merupakan benjolan kecil dan padat, terbentuk akibat pertumbuhan sel tiroid yang tidak normal di dalam kelenjar tiroid. Kadang-kadang, seseorang dapat merasakan keberadaan kista ini saat meraba lehernya. Namun, dalam banyak kasus, keberadaan nodul tiroid baru diketahui setelah pemeriksaan oleh dokter.

Menurut penjelasan dr. M Ikhsan Mokoagos, Sp.PD, kelenjar tiroid memiliki peran vital dalam menghasilkan hormon yang mendukung fungsi berbagai organ tubuh dan menghasilkan energi untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Kelenjar ini terletak di bagian depan leher dan hormon yang dihasilkannya berperan penting dalam mengatur metabolisme sel serta memengaruhi kinerja berbagai organ.

Meskipun sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan tidak berbahaya, pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk memastikan tidak adanya indikasi keganasan. Dr. Ikhsan menjelaskan bahwa nodul jinak tidak selalu memerlukan tindakan pengangkatan atau operasi. Tindakan operasi akan dipertimbangkan jika nodul tersebut mengganggu struktur di sekitarnya, misalnya menyebabkan iritasi akibat tekanan pada saraf yang menuju pita suara, kesulitan menelan, atau pergeseran tenggorokan.

Berikut adalah kondisi yang menjadi pertimbangan untuk pengangkatan nodul tiroid:

  • Nodul berukuran besar dan menyebabkan gangguan pada organ sekitarnya.
  • Terdapat indikasi keganasan berdasarkan hasil pemeriksaan.
  • Pasien merasa terganggu dengan keberadaan benjolan dari sisi estetika.

Namun, jika nodul tidak menimbulkan keluhan atau gangguan yang signifikan, dokter mungkin akan merekomendasikan observasi berkala tanpa tindakan operasi.

Terapi Pengangkatan Nodul Tiroid

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa nodul tiroid bersifat kanker, tindakan operasi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid mungkin diperlukan. Pascaoperasi, pasien akan membutuhkan konsumsi tablet pengganti hormon tiroid secara rutin.

"Pengangkatan seluruh kelenjar tiroid akibat keganasan akan menyebabkan kekurangan hormon tiroid atau hipotiroidisme, sehingga membutuhkan penggantian hormon dalam bentuk tablet yang harus dikonsumsi setiap hari," jelas dr. Ikhsan.

Selain itu, operasi pengangkatan kelenjar tiroid juga dapat memengaruhi saraf-saraf di sekitarnya yang berhubungan dengan pita suara. Efek samping yang mungkin terjadi adalah perubahan suara menjadi serak setelah operasi.

Efek samping lain yang perlu diwaspadai adalah potensi gangguan pada fungsi kelenjar paratiroid, yang berperan dalam mengatur kadar kalsium dalam tubuh.

"Dalam beberapa kasus, pengangkatan kelenjar tiroid dapat menyebabkan terangkatnya kelenjar paratiroid, sehingga memicu gangguan kalsium. Pasien mungkin perlu mengonsumsi suplemen kalsium untuk mengatasi masalah ini," tambahnya.

Pada kasus nodul jinak yang ingin diangkat, tidak selalu seluruh kelenjar tiroid perlu diangkat. Karena kelenjar tiroid memiliki bentuk seperti kupu-kupu, pengangkatan hanya pada satu sisi kelenjar masih memungkinkan sisi lainnya untuk tetap berfungsi memproduksi hormon tiroid.

Alternatif lain yang dapat dipertimbangkan adalah tindakan radiofrekuensi ablasi, yaitu penggunaan energi panas untuk mengecilkan ukuran nodul.