Nyalagames: Aplikasi Edukasi Inovatif Dongkrak Literasi Anak Indonesia

Nyalagames: Harapan Baru Tingkatkan Literasi Anak Bangsa

Di tengah keprihatinan atas rendahnya tingkat literasi di Indonesia, sebuah inovasi hadir memberikan angin segar. Nyalanesia, startup yang fokus pada pengembangan program literasi terpadu, meluncurkan aplikasi edukatif bernama Nyalagames. Platform ini dirancang khusus sebagai media pembelajaran berbasis permainan (game-based learning), terintegrasi dengan program literasi sekolah dan kurikulum merdeka, serta memanfaatkan teknologi deep learning.

Nyalagames hadir dengan pendekatan yang menarik bagi generasi muda. Proses belajar dibuat lebih menyenangkan, interaktif, dan menantang. Aplikasi ini sudah dapat diunduh melalui Play Store dan App Store, sehingga mudah diakses oleh anak-anak di seluruh Indonesia.

Mengubah Tantangan Jadi Peluang

Lenang Manggala, Founder Nyalanesia, melihat bahwa gawai sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Alih-alih melarang, ia memilih untuk memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang.

"Anak-anak yang sudah telanjur memegang gawai ya kita bawa aja pembelajaran ke dalam game. Anak-anak selain nge-game nanti di step tertentu mereka harus menjawab beberapa pertanyaan. Ada literasi baca tulis, numerasi, finansial, sains dan lain sebagainya," ungkap Lenang dalam Festival Literasi Nasional 2025 di Solo, Jawa Tengah.

Festival yang bertema “Merdeka Belajar, Merdeka Berkarya” tersebut melibatkan partisipasi lebih dari 94.000 siswa dan guru dari 1.600 sekolah di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan besarnya perhatian terhadap isu literasi di kalangan pendidik.

Konsep Gamifikasi yang Memotivasi

Nyalagames dirancang untuk memotivasi anak-anak agar lebih giat belajar. Setiap jawaban yang benar dalam permainan akan menghasilkan poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik, mulai dari avatar dan skin hingga hadiah-hadiah yang lebih besar seperti topi, sepeda, uang tunai, bahkan laptop dan smartphone. Konsep gamifikasi ini diharapkan dapat memicu semangat belajar anak-anak.

Literasi: Tanggung Jawab Bersama

Khabib Bima, Direktur Program Nyalanesia, menyoroti data UNESCO yang menunjukkan penurunan kemampuan membaca di kalangan pelajar Indonesia. Data tersebut mengungkap bahwa hanya satu dari 1.000 orang di Indonesia yang gemar membaca.

Khabib menekankan bahwa peningkatan literasi bukanlah hanya tugas sekolah, melainkan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Ia menyerukan agar semua pihak memberikan akses seluas-luasnya terhadap sumber-sumber literasi.

Dukungan Pemerintah Daerah

Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, turut menyampaikan keprihatinannya atas rendahnya minat baca tulis anak-anak. Ia mengakui bahwa anak-anak saat ini lebih tertarik pada permainan online dibandingkan membaca buku.

Astrid mengapresiasi inovasi Nyalagames sebagai solusi untuk meningkatkan minat baca anak melalui teknologi. Ia berharap sekolah-sekolah di Solo dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk menjadikan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sebagai penghalang.

"Dengan launching Nyalagames, salah satu inovasi baru dari Nyalanesia bagaimana literasi ini menjadi prioritas, saya sangat mendukung. Khususnya sekolah di Solo nanti bisa memanfaatkan perkembangan teknologi bukan menjadi hambatan lagi," pungkas Astrid.