Bijak Kelola Gawai: Panduan Batas Waktu Layar untuk Anak dari IDAI

Perangkat digital seperti smartphone dan tablet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak di era modern ini. Walaupun menawarkan akses tak terbatas ke informasi dan hiburan, penggunaan gawai yang tidak terkontrol dapat membawa dampak negatif signifikan terhadap perkembangan anak, mulai dari masalah perilaku hingga kecanduan yang serius.

Menanggapi fenomena ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan pentingnya pengaturan screen time atau durasi waktu yang dihabiskan anak di depan layar. Pembatasan ini mencakup berbagai aktivitas seperti bermain game, menonton video, dan berinteraksi di media sosial. Tujuannya adalah untuk melindungi kesehatan fisik dan mental anak, serta memastikan mereka memiliki cukup waktu untuk kegiatan yang merangsang perkembangan motorik dan sosial.

Dampak Negatif Screen Time Berlebihan

Paparan layar yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah, antara lain:

  • Masalah Perilaku: Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung lebih agresif, impulsif, dan sulit berkonsentrasi.
  • Gangguan Tidur: Cahaya biru yang dipancarkan layar dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, anak-anak mungkin mengalami kesulitan tidur atau kualitas tidur yang buruk.
  • Obesitas: Kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu banyak screen time dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak.
  • Kecemasan dan Depresi: Terlalu banyak terpapar konten negatif di media sosial dapat memicu perasaan cemas, depresi, dan rendah diri pada anak-anak.
  • Kecanduan: Game online dan media sosial dirancang untuk membuat penggunanya ketagihan. Anak-anak yang tidak memiliki batasan waktu layar berisiko tinggi mengalami kecanduan.

Selain itu, anak-anak yang tidak didampingi saat menggunakan gawai juga rentan terhadap risiko cyberbullying, pelecehan seksual online, dan manipulasi oleh predator daring. Orang tua memiliki peran krusial dalam melindungi anak-anak dari bahaya ini.

Rekomendasi Batas Waktu Layar dari IDAI

IDAI memberikan rekomendasi durasi screen time yang sesuai dengan usia anak:

  • Bayi di bawah 1 tahun: Hindari screen time sepenuhnya, kecuali untuk panggilan video dengan keluarga.
  • Usia 1–2 tahun: Screen time tidak dianjurkan, kecuali untuk panggilan video dengan keluarga didampingi orang tua.
  • Usia 2–6 tahun: Maksimal 1 jam per hari dengan pendampingan.
  • Usia 6–12 tahun: Maksimal 1,5 jam per hari.
  • Usia 12–18 tahun: Maksimal 2 jam per hari.

Penting untuk diingat bahwa rekomendasi ini bersifat umum dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu anak. Yang terpenting adalah memastikan bahwa screen time tidak menggantikan aktivitas penting lainnya seperti bermain di luar rumah, berinteraksi dengan teman dan keluarga, serta belajar.

Peran Orang Tua dan Pendidik

Pengaturan screen time yang efektif membutuhkan kerjasama antara orang tua, pendidik, dan lingkungan sekitar. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik dengan membatasi penggunaan gawai mereka sendiri. Pendidik dapat mengintegrasikan pendidikan tentang penggunaan teknologi yang sehat ke dalam kurikulum. Pemerintah juga dapat berperan dengan menyediakan program edukasi yang mudah diakses dan terjangkau untuk keluarga.

Selain membatasi waktu layar, orang tua juga perlu menumbuhkan nilai disiplin digital pada anak dengan cara:

  • Membuat jadwal harian yang seimbang antara belajar, bermain, dan istirahat.
  • Mengajak anak bermain di luar rumah atau beraktivitas fisik.
  • Memberi contoh penggunaan gawai yang sehat dari orang tua sendiri.
  • Mengajarkan anak tentang risiko cyberbullying dan pelecehan seksual online.
  • Mendorong anak untuk berbagi pengalaman online mereka dengan orang tua atau orang dewasa yang dipercaya.

Dengan pendekatan yang bijak dan terpadu, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara fisik dan mental di era digital ini. Penggunaan gawai dan game daring memang tak bisa dihindari, tetapi dapat dikendalikan dengan pembatasan screen time, pendampingan, dan edukasi yang tepat.