Mobile Legends Jadi Ekstrakurikuler di Surabaya: Peluang atau Ancaman?
Mobile Legends Merambah Dunia Pendidikan: Ekstrakurikuler di Surabaya Tuai Perdebatan
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) berencana memasukkan game Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mulai tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan kegiatan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukatif bagi para siswa. Inisiatif ini muncul seiring dengan diadakannya pelatihan bagi guru-guru di Surabaya melalui program MLBB Teacher Ambassador, yang bekerja sama dengan pengembang game, Moonton Games.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dispendik Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat membekali guru dengan strategi pembelajaran baru yang menggabungkan unsur edukasi dan permainan. Tujuannya adalah agar guru dapat membimbing siswa dalam bermain Mobile Legends secara positif dan konstruktif.
Namun, rencana ini tidak lepas dari sorotan. Lukman Hakim, seorang pakar IT dari UM Surabaya, mengingatkan bahwa implementasi Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler perlu dikaji secara mendalam. Ia mengakui bahwa beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi dampak negatif dari game online seperti Mobile Legends, termasuk perilaku agresif, kecanduan, dan penurunan fokus pada kegiatan belajar. Akan tetapi, ia menekankan bahwa dampak-dampak negatif ini lebih mungkin terjadi jika tidak ada pendampingan, edukasi, dan pengelolaan yang tepat dari pihak sekolah dan orang tua.
Potensi Positif dan Tantangan yang Harus Dihadapi
Lukman Hakim berpendapat bahwa jika dikelola dengan baik, Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler dapat memberikan sejumlah manfaat positif. Di antaranya:
- Pengembangan Soft Skills: Permainan ini dapat melatih kerja sama tim, komunikasi, strategi, dan manajemen emosi, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.
- Keterampilan Digital: Mobile Legends dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan teknologi.
- Relevansi dengan Generasi Digital: Sebagai game yang populer di kalangan remaja, Mobile Legends dapat menjadi jembatan bagi sekolah untuk berinteraksi dengan dunia digital.
- Alternatif Pembelajaran: Ekstrakurikuler ini dapat memberikan alternatif pembelajaran yang lebih menyenangkan dan memotivasi siswa.
Lukman Hakim menambahkan, dengan pendekatan yang tepat, Mobile Legends bahkan dapat membuka peluang karir di bidang esports, seperti atlet digital, desainer game, caster, atau analis.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa sekolah perlu memperhatikan beberapa hal agar implementasi ekstrakurikuler ini berjalan efektif dan tidak menimbulkan dampak negatif. Di antaranya adalah:
- Penyusunan Kurikulum yang Tepat: Kurikulum harus mencakup materi tentang etika digital, manajemen waktu layar, dan keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab akademik.
- Pendampingan dan Edukasi: Guru dan orang tua perlu memberikan pendampingan dan edukasi kepada siswa tentang cara bermain Mobile Legends secara sehat dan bertanggung jawab.
- Pengawasan yang Ketat: Sekolah perlu melakukan pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler ini untuk mencegah terjadinya perilaku negatif.
Dengan demikian, menjadikan Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler di sekolah memerlukan pertimbangan yang matang dan pengelolaan yang cermat. Jika dilakukan dengan benar, inisiatif ini dapat memberikan manfaat positif bagi siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi era digital. Namun, jika diabaikan, potensi dampak negatifnya dapat merugikan perkembangan siswa.