Forever 21 Umumkan Penutupan Ratusan Toko dan Restrukturisasi Bisnis
Forever 21 Umumkan Penutupan Ratusan Toko dan Restrukturisasi Bisnis
Ritel fesyen fast fashion Forever 21 mengumumkan rencana penutupan 200 toko ritel di Amerika Serikat, termasuk kantor pusatnya di Los Angeles. Langkah drastis ini merupakan bagian dari restrukturisasi bisnis yang dilakukan perusahaan di tengah persaingan ketat dan perubahan perilaku konsumen. Penutupan ini akan berdampak signifikan terhadap ribuan karyawan, dengan pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah mulai disalurkan. Beberapa lokasi yang akan ditutup tersebar di berbagai wilayah, termasuk 21 gerai di negara bagian New York, meliputi kota-kota seperti Buffalo, New York City, Niagara Falls, Poughkeepsie dan Yonkers. Penutupan ini menambah daftar panjang gerai yang telah ditutup sebelumnya, termasuk gerai di Destiny USA yang ditutup tahun lalu.
Ancaman kebangkrutan kedua bagi induk perusahaan Forever 21, Catalyst Brands, semakin nyata. Jika upaya mencari pembeli gagal, perusahaan berencana untuk melikuidasi seluruh sisa toko yang masih beroperasi. Pada puncak kejayaannya, Forever 21 mengelola lebih dari 800 gerai di seluruh dunia. Namun, dengan penutupan terbaru ini, lebih dari setengah dari 350 toko yang masih beroperasi akan ditutup, menandai babak baru yang menantang bagi ritel fesyen ini.
Para analis industri mengaitkan permasalahan Forever 21 dengan ekspansi yang terlalu agresif, kesulitan beradaptasi dengan perubahan cepat tren fast fashion, dan tekanan kuat dari kompetitor daring seperti Shein dan Temu. Meskipun demikian, Forever 21 menegaskan komitmennya terhadap karyawan melalui pernyataan resmi yang menekankan transparansi dan perlakuan adil selama masa transisi. Perusahaan menekankan bahwa keputusan penutupan toko ini bukan pilihan mudah, dan mereka tengah berupaya untuk mengoptimalkan operasional serta memangkas biaya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Meskipun menghadapi tantangan besar, Forever 21 tidak sepenuhnya menyerah. Strategi baru yang difokuskan pada penjualan online sedang dikembangkan untuk menghadapi persaingan dengan raksasa fast fashion lainnya. Perusahaan berharap dapat memanfaatkan kekuatan penjualan daring guna mempertahankan pangsa pasar dan menjangkau konsumen yang semakin beralih ke platform digital. Peralihan ini menjadi krusial mengingat perubahan signifikan dalam kebiasaan belanja konsumen, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih condong berbelanja secara daring.
Forever 21, yang didirikan oleh pasangan Do Won Chang dan Jin Sook Chang pada tahun 1984, pernah menjadi ikon fesyen remaja di era 1990-an hingga awal 2000-an. Namun, perjalanan bisnis ini kini menghadapi ujian berat yang menuntut strategi adaptasi dan transformasi yang agresif untuk tetap bertahan di industri ritel fesyen yang dinamis dan kompetitif.