Jakarta Tingkatkan Aksesibilitas Trotoar Bagi Penyandang Disabilitas: Progres dan Tantangan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan aksesibilitas trotoar bagi penyandang disabilitas. Hingga akhir tahun 2024, Dinas Bina Marga DKI Jakarta mencatat telah membangun dan meningkatkan trotoar sepanjang 427 kilometer yang memenuhi standar aksesibilitas. Upaya ini merupakan bagian dari konsep complete street yang diinisiasi sejak tahun 2016.

Kepala Bidang Kelengkapan Jalan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hananto, menjelaskan bahwa program pembangunan dan peningkatan trotoar ramah disabilitas akan terus berlanjut. Selain pembangunan baru, Dinas Bina Marga juga secara rutin melakukan pemeliharaan trotoar yang ada, termasuk perbaikan dan pembersihan, untuk memastikan kenyamanan dan keamanan bagi semua pengguna.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengakui bahwa fasilitas trotoar di Jakarta masih perlu ditingkatkan agar sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas. Ia menekankan pentingnya keberadaan jalur pemandu (guiding block) di setiap jalur trotoar dan memerintahkan agar semua proyek infrastruktur, terutama pembangunan pedestrian, memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas.

"Jakarta ini dibandingkan kota-kota lain di Indonesia sebenarnya sudah cukup baik. Tapi menurut saya sangat kurang, masih kurang," ujar Pramono saat meninjau fasilitas umum di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Inisiatif Pembangunan dan Pemeliharaan

Dinas Bina Marga DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkan trotoar yang inklusif. Pembangunan dan peningkatan trotoar ramah disabilitas mencakup:

  • Pemasangan guiding block atau jalur pemandu untuk membantu penyandang disabilitas netra.
  • Penyediaan ramp atau bidang miring di persimpangan dan akses masuk bangunan untuk memudahkan pengguna kursi roda.
  • Penataan ulang pedestrian agar bebas dari hambatan seperti tiang listrik, pohon, dan pedagang kaki lima.
  • Peningkatan kualitas permukaan trotoar agar rata dan tidak berlubang.

Selain itu, program pemeliharaan rutin juga mencakup:

  • Perbaikan kerusakan pada trotoar, seperti retak atau berlubang.
  • Pembersihan trotoar dari sampah dan kotoran.
  • Penertiban parkir liar di atas trotoar.
  • Pemantauan dan evaluasi kondisi trotoar secara berkala.

Tantangan dan Harapan

Meskipun telah ada kemajuan yang signifikan, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan trotoar yang sepenuhnya aksesibel di Jakarta. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  • Keterbatasan anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan trotoar.
  • Koordinasi antar instansi terkait dalam penataan ruang publik.
  • Kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang pentingnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
  • Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan trotoar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat, diharapkan Jakarta dapat terus meningkatkan aksesibilitas trotoar bagi penyandang disabilitas dan menciptakan lingkungan perkotaan yang inklusif bagi semua warga.