Beruang Madu Terluka Parah Akibat Jerat dan Penombakan di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling
Beruang Madu Korban Kekejaman Manusia di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berhasil menyelamatkan seekor beruang madu ( Helarcticos malayanus) dalam kondisi kritis di Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Riau. Penyelamatan yang dilakukan pada Senin, 10 Maret 2025 ini, mengungkapkan sebuah kasus perburuan liar yang mengerikan. Beruang malang tersebut ditemukan terjerat dan mengalami luka serius akibat penombakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
Informasi awal mengenai keberadaan beruang madu yang terluka diterima BBKSDA Riau dari tim World Wide Fund for Nature (WWF) pada 6 Maret 2025. Laporan tersebut menyebutkan adanya warga yang menyaksikan satwa dilindungi tersebut dalam kondisi mengenaskan. Tim BBKSDA Riau langsung bergerak cepat dari Pekanbaru untuk melakukan evakuasi. Saat tiba di lokasi, tim menemukan beruang tersebut dalam kondisi lemah, dengan tubuh penuh luka bekas tombak dan jerat yang telah lama melilit kaki kirinya.
Kondisi beruang madu tersebut sangat memprihatinkan. Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, menjelaskan bahwa selain luka-luka akibat penombakan, beruang jantan ini juga mengalami kondisi kaki kiri yang buntung akibat jerat. Luka-luka baru akibat tombak terlihat sebanyak empat buah, sementara kaki kanan yang juga terkena jerat menunjukkan tanda-tanda pembusukan. Meskipun pelaku penombakan dan penjeratan tidak ditemukan di lokasi, petugas tetap berjaga untuk memastikan keselamatan beruang tersebut dari potensi ancaman lebih lanjut.
Setelah menunggu kedatangan tim medis dari Pekanbaru, beruang tersebut dibius dan diberikan perawatan medis. Jerat dilepaskan, dan luka-luka dibersihkan dan diobati. Setelah mendapat perawatan intensif, beruang madu tersebut di tempatkan di kandang besi untuk pemulihan. Sebelum meninggalkan lokasi, petugas melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada jerat lain yang terpasang guna mencegah kejadian serupa terulang.
Setelah menunjukkan perkembangan positif, beruang madu tersebut kemudian dilepasliarkan ke habitatnya yang jauh dari pemukiman warga pada keesokan harinya. Proses pelepasliaran dilakukan setelah tim medis memastikan kondisi fisik beruang sudah membaik dan memungkinkan untuk kembali ke alam liar.
BBKSDA Riau mengecam keras tindakan keji pelaku yang telah menyebabkan satwa dilindungi tersebut mengalami penderitaan yang luar biasa. Pihak berwenang berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku perburuan liar dan memastikan keselamatan satwa liar di kawasan konservasi.
Langkah-langkah yang dilakukan: * Menerima laporan dari WWF. * Mengevakuasi beruang madu dari lokasi kejadian. * Memberikan perawatan medis dan melepaskan jerat. * Memindahkan beruang ke kandang besi untuk pemulihan. * Melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada jerat lain. * Melepasliarkan beruang ke habitat yang aman. * Mengecam keras tindakan pelaku dan berkomitmen menindak tegas.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan satwa liar dan penegakan hukum yang tegas terhadap kejahatan perburuan liar. Upaya kolaborasi antara BBKSDA Riau, WWF, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa dan menjaga kelestarian satwa endemik di Indonesia.