Antisipasi Lonjakan Kasus, Bali Intensifkan Upaya Pencegahan Bunuh Diri dengan Empat Strategi Komprehensif

Bali tengah menghadapi tantangan serius terkait tingginya angka kasus bunuh diri. Menanggapi situasi ini, seorang ahli kesehatan jiwa, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ, memberikan serangkaian rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk menekan angka tersebut. Rekomendasi ini diajukan dengan harapan para pemangku kebijakan di daerah dapat segera mengadopsinya.

Sebagai founder Rumah Berdaya Denpasar, dr. Rai Putra Wiguna secara aktif memberikan perhatian pada isu kesehatan mental. Ia menekankan pentingnya implementasi empat strategi kunci:

  • Pembiayaan Penanganan Cedera Akibat Percobaan Bunuh Diri: Strategi ini menekankan perlunya dukungan finansial bagi individu yang mengalami cedera akibat percobaan bunuh diri yang dilatarbelakangi masalah kesehatan jiwa. Hal ini dapat menjadi dasar perubahan sistem bagi regulator BPJS Kesehatan terkait besaran biaya dan manfaat yang dapat dialokasikan untuk pencegahan bunuh diri. Advokasi pembiayaan penanganan bunuh diri secara nasional menjadi sangat krusial.
  • Pengembangan Program Terintegrasi Pencegahan Bunuh Diri: Program yang diusulkan, dinamakan "Bali Maju Bahagia" atau "Bali Menyama Bagia", dirancang sebagai sistem terintegrasi yang mencakup berbagai aspek pencegahan bunuh diri, mulai dari promosi, preventif, intervensi krisis, kuratif, hingga rehabilitatif. Semua tahapan ini diintegrasikan dalam satu sistem informasi digital terstandar yang bebas stigma. Keterlibatan berbagai pihak sangat penting, termasuk pemerintah, rumah sakit, organisasi profesi kesehatan, yayasan kelompok rentan, dan Suicide Helpline yang sudah ada.
  • Promosi Kesehatan Mental Berbasis Kearifan Lokal: Strategi ini menekankan pentingnya promosi kesehatan mental dengan mengadaptasi filosofi kearifan lokal Bali, khususnya melalui peran desa adat. Pendidikan dan penguatan agama diberikan kepada warga, terutama dalam lingkup keluarga. Program ini dapat dijalankan melalui kerja sama dengan organisasi profesi kesehatan mental.
  • Pembangunan Panti Bina Laras: Strategi terakhir adalah mendorong pembangunan Panti Bina Laras di Bali yang diperuntukkan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang terlantar atau memiliki caregiver lansia.

Beberapa waktu lalu, Bali dikejutkan oleh beberapa kasus bunuh diri. Seorang sopir travel ditemukan meninggal dunia di Kerobokan, Kabupaten Badung, dan seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Tabanan juga melakukan tindakan serupa.

Data tahun 2023 menunjukkan bahwa Bali memiliki angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, mencapai 3,07 per 100.000 penduduk. Angka ini hampir dua kali lipat dari daerah dengan peringkat kedua. Berdasarkan Riskesdas 2018, Bali juga memiliki prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi di Indonesia, meskipun tidak lebih dari setengah penderita yang rutin menjalani pengobatan.