Menteri ESDM Yakinkan Publik Soal Kualitas BBM Pertamina di Tengah Kasus Korupsi

Menteri ESDM Yakinkan Publik Soal Kualitas BBM Pertamina di Tengah Kasus Korupsi

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan jaminan kepada publik terkait kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) produksi PT Pertamina (Persero). Pernyataan ini disampaikan menyusul sorotan publik terhadap Pertamina, terutama setelah terungkapnya kasus dugaan pengoplosan bensin Pertamax dan kasus korupsi besar yang menjerat sejumlah petinggi perusahaan tersebut. Bahlil menegaskan bahwa kualitas BBM yang dipasarkan Pertamina tetap memenuhi standar, meskipun saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan hukum.

Dalam kunjungan kerjanya ke Baubau, Sulawesi Tenggara, Menteri Bahlil turut didampingi perwakilan dari Pertamina. Kunjungan tersebut, menurutnya, menjadi bagian dari upaya memastikan kualitas produk BBM Pertamina. "Kualitas BBM yang dijual Pertamina, insya Allah, sesuai standar. Saya baru saja melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Tenggara, di Baubau, bersama tim dari Pertamina," ungkap Bahlil kepada awak media di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Kedungsari, Purworejo, Jawa Tengah, Senin (10/3/2025).

Namun, pernyataan optimisme Menteri Bahlil disampaikan di tengah badai kasus korupsi yang tengah menimpa Pertamina. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan beberapa direktur dan pejabat tinggi Pertamina sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018-2023. Kerugian negara yang ditimbulkan diperkirakan mencapai angka fantastis, yaitu Rp 193,7 triliun pada tahun 2023 saja.

Beberapa tersangka yang telah ditetapkan meliputi:

  • Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS)
  • Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Sani Dinar Saifuddin (SDS)
  • VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Agus Purwono
  • Pejabat di PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi (YF)
  • Beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR)
  • Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, Dimas Werhaspati (DW)
  • Komisaris PT Jenggala Maritim serta Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, Gading Ramadhan Joedo (GRJ)
  • Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya
  • VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga, Edward Corne

Kejagung menduga PT Pertamina Patra Niaga melakukan praktik pengoplosan Pertalite menjadi Pertamax. Pertalite yang seharusnya dijual dengan harga lebih murah, dibeli dengan harga Pertamax, kemudian dicampur atau di-blend di depo penyimpanan untuk dijual sebagai Pertamax. Praktik ini dinilai sebagai pelanggaran dan telah menyebabkan kerugian negara yang sangat signifikan. Kasus ini menjadi catatan serius bagi pemerintah dan publik, khususnya dalam mengawasi tata kelola BUMN strategis seperti Pertamina.

Meskipun Menteri ESDM memastikan kualitas BBM Pertamina tetap terjaga, kasus korupsi yang melibatkan sejumlah petinggi perusahaan tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran publik terkait transparansi dan akuntabilitas manajemen Pertamina. Ke depan, pengawasan yang lebih ketat dan reformasi internal di tubuh Pertamina menjadi hal yang mendesak untuk mengembalikan kepercayaan publik.