Misteri Perumahan Terbengkalai di Jombang: Mimpi yang Tenggelam di Tengah Genangan Air

Sebuah kompleks perumahan yang belum rampung di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial karena kondisinya yang memprihatinkan. Perumahan bernama Bunda Asri tersebut, yang terletak tak jauh dari jalan Tol Jombang-Mojokerto, kini dikelilingi air bak rawa, menciptakan pemandangan kontras antara kemewahan yang diharapkan dan realitas yang ada.

Video yang beredar luas menunjukkan beberapa bangunan rumah dua lantai bergaya modern yang terbengkalai. Fasad bangunan tampak belum sepenuhnya selesai, dengan jendela dan pintu yang masih terbuka. Warna cat mulai memudar dan dinding dipenuhi bercak air, menambah kesan suram. Lahan di sekitar rumah dipenuhi tumbuhan liar, seolah alam berusaha merebut kembali wilayah yang sempat direbut manusia. Selain rumah-rumah utama, terlihat pula bangunan satu lantai yang juga dalam kondisi serupa, semakin mempertegas kesan ditinggalkan.

Menurut penuturan warga sekitar bernama Kenedy, lahan perumahan tersebut dulunya merupakan area penambangan tanah untuk proyek tol. Setelah penambangan dihentikan, lahan tersebut kemudian dibeli oleh seorang pengusaha yang berencana membangun perumahan. Pembangunan perumahan dimulai sekitar tahun 2017 atau 2018, dan sempat terlihat menjanjikan dengan adanya jalanan dan gerbang masuk yang megah.

Namun, proyek perumahan tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Kenedy menjelaskan bahwa masalah mulai muncul saat musim hujan tiba. Lahan yang dulunya merupakan area penambangan menjadi cekungan yang menampung air hujan, menciptakan genangan yang luas dan dalam. Kondisi ini diperparah dengan sistem drainase yang tidak memadai, sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik. Akibatnya, perumahan tersebut terendam air, dan pembeli potensial pun enggan untuk berinvestasi.

Sebelum pandemi COVID-19, sempat diadakan acara pagelaran wayang sebagai upaya promosi perumahan. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil yang signifikan. Proyek perumahan akhirnya mangkrak dan ditinggalkan begitu saja. Genangan air di sekitar rumah-rumah tersebut kini menyerupai danau kecil, dengan kedalaman mencapai lutut orang dewasa saat musim hujan. Warga sekitar terkadang memanfaatkan lahan kering di sekitar perumahan untuk bercocok tanam jagung dan kacang.

Berdasarkan informasi yang ditemukan dalam brosur pemasaran perumahan yang beredar pada tahun 2019, rumah subsidi di Perumahan Bunda Asri ditawarkan dengan harga Rp 140 juta. Rumah tersebut memiliki luas bangunan 30 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi. Pengembang perumahan tersebut adalah PT. Putri Aida Barokah, yang berencana membangun 3 ribu unit rumah.

Namun, setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa proyek Perumahan Bunda Asri telah dihentikan sejak tahun 2019. Hal ini disebabkan karena pengembang tidak mendapatkan kuota rumah subsidi. Dengan demikian, impian untuk memiliki rumah terjangkau di lokasi tersebut harus kandas, dan perumahan tersebut kini hanya menjadi saksi bisu dari sebuah harapan yang tak terwujud.