Peremajaan Armada Terkendala Biaya, Pelayaran Nasional Cari Solusi Pendanaan Inovatif

Industri Pelayaran Nasional Hadapi Tantangan Pendanaan untuk Modernisasi Armada

Sektor pelayaran nasional tengah berjuang untuk meningkatkan daya saing di kancah global. Namun, upaya tersebut terhambat oleh masalah klasik: pendanaan. Kebutuhan akan modal besar, terutama untuk peremajaan armada dengan teknologi ramah lingkungan, menjadi krusial di tengah regulasi internasional yang semakin ketat.

Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA, menyoroti pentingnya dukungan finansial bagi industri pelayaran. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada pelayaran untuk logistik. Namun, industri ini bersifat padat modal, memerlukan investasi besar baik untuk operasional maupun pengadaan kapal baru. Skema kredit yang ada saat ini dinilai belum memadai.

Kredit dengan Bunga Tinggi Hambat Pertumbuhan

Saat ini, perusahaan pelayaran harus menghadapi bunga bank yang mencapai 14 persen dengan tenor pinjaman sekitar 5 tahun. Kondisi ini kontras dengan negara lain yang menawarkan bunga rendah (1-2 persen di atas LIBOR) dan tenor panjang hingga 10 tahun. Akibatnya, daya saing pelayaran nasional tergerus.

Peremajaan kapal menjadi semakin mendesak dengan adanya tuntutan untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan. Kapal-kapal berteknologi tinggi memerlukan investasi yang signifikan, yang sulit dipenuhi dengan skema pendanaan yang ada.

Mencari Skema Pendanaan Alternatif

INSA aktif mencari solusi pendanaan alternatif. Beberapa negara, seperti Singapura dan Inggris, memiliki skema khusus untuk mendukung sektor pelayaran. Singapura memiliki shipping trust, sementara Inggris memiliki shipping funds. INSA berpendapat bahwa Indonesia perlu menemukan skema yang sesuai dengan kondisi dan iklim usaha dalam negeri.

Beberapa inisiatif telah dilakukan, termasuk mengusulkan agar angkutan laut dikategorikan sebagai infrastruktur. Dengan demikian, skema pembiayaannya dapat disamakan dengan proyek infrastruktur lain seperti pelabuhan dan jalan tol, sehingga bunga pinjaman bisa lebih rendah dan tenor lebih panjang. INSA juga bekerja sama dengan BEI untuk membuka akses ke pasar modal sebagai sumber pendanaan.

Indonesia Maritime Week 2025 Jadi Ajang Diskusi

Isu pendanaan ini akan menjadi fokus utama dalam Indonesia Maritime Week (IMW) 2025. Ajang ini diharapkan menjadi platform untuk membahas solusi pendanaan yang inovatif dan berkelanjutan bagi industri pelayaran Indonesia. Diharapkan diskusi ini dapat menghasilkan gagasan baru dan implementatif untuk menciptakan skema pendanaan jangka panjang yang sesuai.

  • Kebutuhan Modal Kerja: Gaji awak kapal, biaya pelabuhan, pajak, dan bahan bakar.
  • Investasi Jangka Panjang: Pengadaan kapal baru dan modernisasi armada.

INSA berharap seluruh pemangku kepentingan, termasuk regulator, pelaku usaha, perbankan, dan lembaga pembiayaan, dapat bekerja sama untuk menciptakan iklim pendanaan yang kondusif bagi pertumbuhan industri pelayaran nasional.