Perdebatan Sengit di Balik Akhir Saga Dragon Ball: Wawancara Eksklusif Mantan Editor Mengungkap Kisah di Baliknya

Perdebatan Sengit di Balik Akhir Saga Dragon Ball: Wawancara Eksklusif Mantan Editor Mengungkap Kisah di Baliknya

Kepopuleran Dragon Ball, dari seri pertamanya hingga Dragon Ball Super dan Dragon Ball Daima, tak lepas dari sentuhan unik Akira Toriyama, baik dalam gaya menggambar maupun dalam pengembangan alur pertarungan epiknya. Namun, di balik kesuksesan monumental tersebut, tersimpan kisah menarik mengenai perdebatan sengit antara sang mangaka dengan tim editornya terkait akhir dari saga legendaris ini. Sebuah wawancara eksklusif yang melibatkan mantan editor Dragon Ball, Kazuhiko Torishima, Yu Kondo, dan Fuyuto Takeda, baru-baru ini mengungkapkan detail yang mengejutkan.

Mereka mengungkapkan bahwa Akira Toriyama sebenarnya berniat mengakhiri serial Dragon Ball pada Cell Saga. Keinginan Toriyama ini didorong oleh beban kerja yang luar biasa dan hampir tanpa henti selama proses kreatif manga ini. Namun, tim editor memiliki pandangan berbeda. Mereka melihat potensi cerita yang jauh lebih besar dan meyakini bahwa Dragon Ball masih memiliki daya tarik yang mampu memikat pembaca untuk waktu yang lebih lama. Perdebatan alot pun terjadi, di antara kesepahaman akan beban kerja Toriyama yang begitu berat dan keinginan tim editor untuk melanjutkan kisah petualangan Goku dan kawan-kawan.

Cell Saga, yang menampilkan Cell sebagai antagonis yang sangat kuat dan mengancam keberadaan Goku dan teman-temannya, semula dianggap sebagai titik akhir yang tepat oleh Toriyama. Arc ini berpuncak pada kematian Goku (sekali lagi) dan kekalahan Cell melalui kombinasi Kamehameha dahsyat dari Gohan dan Goku. Meskipun demikian, bagi tim editor, cerita belum berakhir di sini. Mereka melihat peluang untuk mengembangkan narasi lebih lanjut, menghadirkan tantangan dan musuh-musuh baru yang tak kalah kuatnya.

Editor Fuyuto Takeda, dalam wawancara tersebut, menceritakan bagaimana dirinya mendukung keputusan Toriyama untuk mengakhiri cerita pada awalnya, memahami betapa beratnya beban kerja yang ditanggung sang mangaka. Namun, setelah diskusi panjang dan pertimbangan matang, sebuah kesepakatan tercapai. Dragon Ball akhirnya diakhiri pada Saga Majin Buu, sebuah keputusan yang, dilihat dari sudut pandang sekarang, telah membawa Dragon Ball menuju kesuksesan yang bahkan lebih besar dan abadi.

Setelah perjalanan panjang selama bertahun-tahun, Dragon Ball berhasil menerbitkan 519 chapter yang kemudian dikumpulkan menjadi 42 volume. Pencapaian ini semakin mengesankan dengan penjualan lebih dari 160 juta kopi di Jepang, dan angka penjualan global yang mencapai 250 juta kopi. Kesuksesan fenomenal ini membuktikan bahwa, meskipun terdapat perdebatan dan perbedaan pendapat, keputusan untuk melanjutkan Dragon Ball setelah Cell Saga terbukti bijak dan memberikan dampak besar pada sejarah manga dunia.

Wawancara ini tidak hanya mengungkapkan detail menarik di balik pembuatan Dragon Ball, tetapi juga memberikan gambaran tentang proses kreatif yang kompleks dan kolaboratif dalam industri manga. Perdebatan antara sang kreator dan tim editor, yang dijalin dengan rasa hormat dan saling pengertian, akhirnya menghasilkan sebuah karya monumental yang akan terus dikenang sepanjang masa. Kisah ini juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara visi artistik sang kreator dan masukan dari tim pendukung, untuk menciptakan karya yang optimal dan sukses secara komersial.