Gempa Bumi Guncang Bengkulu, Diduga Dipicu Aktivitas Sesar Naik di Zona Subduksi

Pada Jumat dini hari, Bengkulu dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.3 yang terjadi pada pukul 02.52 WIB. Episenter gempa tersebut terletak sekitar 43 kilometer barat daya Bengkulu, menyebabkan kerusakan yang signifikan pada sejumlah bangunan.

Berdasarkan laporan dari Badan Geologi, gempa ini diduga kuat disebabkan oleh aktivitas sesar naik di zona subduksi. Analisis geologis menunjukkan bahwa wilayah sekitar pusat gempa memiliki topografi yang kompleks, terdiri dari perbukitan dan pesisir sempit yang terbentuk akibat aktivitas tektonik. Daerah ini didominasi oleh keberadaan Pegunungan Bukit Barisan di bagian timur dan zona subduksi yang aktif di sebelah barat.

Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menjelaskan bahwa struktur geologi di wilayah tersebut ditandai dengan adanya sesar naik dan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Batuan penyusun di area ini didominasi oleh batuan vulkanik Kuarter, sedimen Tersier, dan endapan aluvial muda di sepanjang pesisir. Data dari Badan Geologi juga mengungkapkan bahwa kondisi tanah di wilayah tersebut bervariasi antara tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E), yang dapat memperkuat efek guncangan gempa.

Akibat gempa ini, dilaporkan sekitar seratus rumah mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari rusak ringan hingga berat. Mengingat potensi kerawanan gempa bumi dan tsunami di wilayah ini, Badan Geologi menekankan pentingnya peningkatan upaya mitigasi bencana, baik melalui pembangunan infrastruktur yang tahan gempa (mitigasi struktural) maupun peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat (mitigasi non-struktural).

Lebih lanjut, Badan Geologi menyatakan bahwa gempa bumi ini diperkirakan tidak menimbulkan sesar permukaan atau bahaya ikutan lainnya seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, atau likuefaksi. Meskipun demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi resmi dari petugas BPBD setempat. Kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi susulan dan penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks terkait gempa bumi dan tsunami juga sangat ditekankan.