Indonesia Berpeluang Jadi Eksportir Beras, Syaratnya Cadangan Pangan Nasional Harus Memadai
markdown Indonesia memiliki potensi besar untuk kembali menjadi negara pengekspor beras, namun dengan catatan cadangan beras pemerintah (CBP) harus mencukupi. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan optimisme ini dengan proyeksi stok CBP mencapai 3,8 juta ton pada akhir Mei 2025.
Fokus utama pemerintah saat ini adalah memperkuat CBP. "Ketika produksi sudah stabil dan cadangan pangan pemerintah aman, kita seharusnya bisa melakukan ekspor saat CBP tinggi dan produksi terjamin baik," ujar Arief. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di dalam negeri, sekaligus membuka peluang di pasar internasional.
Riwayat Ekspor Beras Khusus
Indonesia sebenarnya memiliki pengalaman dalam mengekspor beras khusus. Pada tahun 2022, PT Food Station Tjipinang Jaya berhasil melakukan ekspor perdana 19 ton beras FS Yasamin ke Arab Saudi. Sebelumnya, PT Sang Hyang Seri (SHS) juga pernah mengekspor beras premium ke negara yang sama pada tahun 2021, meskipun Arief tidak menyebutkan volume ekspornya secara rinci.
"Untuk beras khusus, Indonesia sudah mengekspor ke Arab Saudi dan beberapa negara lainnya," kata Arief. Namun, ekspor beras reguler menjadi perhatian khusus karena Presiden Prabowo Subianto telah memberikan izin untuk ekspor, terutama untuk membantu negara-negara tetangga yang mengalami kekurangan pasokan beras.
Restu Presiden untuk Ekspor Beras ke Malaysia
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan restu untuk ekspor beras ke Malaysia. Pemerintah saat ini sedang menyusun skema ekspor tersebut. "Presiden sudah memberi perintah. Jika diperlukan, kita siap," kata Sudaryono saat mengunjungi sentra penggilingan padi Perum Bulog di Karawang.
Pemerintah juga tengah menghitung potensi surplus beras dan merancang strategi untuk memanfaatkan surplus tersebut dalam misi kemanusiaan. "Kita sedang menghitung berapa yang bisa dialokasikan dari cadangan pangan kita," jelas Sudaryono. Pembahasan awal menunjukkan potensi ekspor sekitar 2.000 ton per bulan ke Malaysia, mengingat negara tersebut juga mengimpor beras dari berbagai sumber.
Wamentan juga telah berdiskusi dengan pelaku usaha Malaysia yang akan mengimpor beras dari Indonesia. Menteri Pertanian juga telah bertemu dengan Menteri Pertanian Malaysia untuk membahas kerja sama ini.
Jadwal Ekspor Masih Belum Pasti
Meski demikian, jadwal pasti ekspor beras ke Malaysia belum dapat dipastikan. Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, sebelumnya memperkirakan bahwa ekspor beras ke Malaysia mungkin dapat terealisasi pada akhir tahun 2025. "Malaysia sudah datang meminta impor beras dari kita. Namun, Menteri Pertanian menyampaikan bahwa saat ini kita masih fokus pada kebutuhan dalam negeri dan stok kita cukup," ujar Sam.