Bank Mandiri Perkuat SDM Papua dengan Program Penanggulangan Stunting di Keerom

Bank Mandiri memperluas jangkauan program Mandiri Sahabat Desa hingga Kabupaten Keerom, Papua, dengan fokus utama pada penanggulangan stunting. Inisiatif ini menyasar 200 keluarga berisiko stunting sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul sejak dini. Program ini selaras dengan aspirasi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mewujudkan generasi penerus yang berkualitas.

Program Mandiri Sahabat Desa dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui intervensi di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan dasar. Bank Mandiri berkontribusi pada Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sinergi ini bertujuan untuk menciptakan desa yang kompetitif dan sejahtera.

Menurut Vice President Regional Business Partner Bank Mandiri Regional XII/Papua, Miduk Sianturi, program ini akan berjalan selama enam bulan. Intervensi yang diberikan meliputi pemberian paket makanan bergizi mingguan kepada ibu hamil dan anak-anak di bawah usia dua tahun. Paket tersebut terdiri dari beras premium, telur, sayuran, dan sumber protein hewani. Program ini tidak hanya berfokus pada bantuan ekonomi dan pendidikan, tetapi juga pada penanggulangan stunting dengan menyasar fase krusial 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Inisiatif ini melengkapi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berfokus pada anak sekolah usia 6-12 tahun. Bank Mandiri bekerja sama dengan relawan BKKBN sebagai pendamping keluarga yang bertugas memantau dan memberikan edukasi gizi kepada para penerima manfaat. Program ini juga memberikan akses terhadap layanan kesehatan dan edukasi pengelolaan keuangan untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat desa.

Sebagai wujud komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), program Mandiri Sahabat Desa akan diperluas ke berbagai wilayah lain, termasuk delapan kecamatan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, serta beberapa kelurahan di Kulon Progo dan Gunungkidul, Yogyakarta. Program ini mengintegrasikan intervensi kesehatan, ekonomi, dan pendidikan untuk membangun desa yang lebih kompetitif, mandiri, dan memperkuat ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan.