Banjir Landa Banyumas: Ratusan Rumah Terendam, Akses Transportasi Terputus
Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis malam (22/5/2025) menyebabkan bencana banjir yang meluas di dua desa, yakni Desa Prembun dan Desa Pesantren. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam air, dan yang lebih parah, sebuah jembatan vital yang menghubungkan antar-dusun mengalami kerusakan signifikan.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, banjir ini dipicu oleh meluapnya dua sungai utama di wilayah tersebut, yaitu Sungai Manggis dan Sungai Kecepak. Kepala BPBD Banyumas, Budi Nugroho, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi telah menyebabkan kedua sungai tersebut meluap dan membanjiri permukiman warga.
Di Desa Pesantren, air masuk ke area pemukiman karena tanggul sungai yang jebol dan belum diperbaiki. Kondisi ini diperparah dengan belum selesainya pekerjaan gorong-gorong saluran air di Desa Prembun yang mengakibatkan luapan air semakin meluas.
Dampak Banjir:
- Kerusakan Permukiman: Ratusan rumah warga di Desa Prembun (RT 1-7 RW 1) dengan total 783 jiwa terdampak, dan Desa Pesantren (RT 3-5 RW 2) dengan total 481 jiwa terdampak, terendam banjir.
- Pengungsian Warga: Tiga warga Desa Prembun terpaksa dievakuasi dan diungsikan sementara di balai desa setempat.
- Kerusakan Infrastruktur: Jembatan kayu di Desa Watuagung mengalami kerusakan akibat tergerus air banjir. Akibatnya, jembatan tersebut tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat, sehingga akses transportasi warga terganggu. Kendaraan roda empat dialihkan melalui jalur alternatif.
- Kerugian Sektor Pertanian: Sekitar 100 hektar lahan persawahan di Desa Prembun yang baru ditanami juga terendam air banjir, menyebabkan kerugian bagi petani setempat.
BPBD Banyumas terus melakukan pemantauan di lokasi banjir. Pada Jumat dini hari, genangan air dilaporkan mulai berangsur surut, meskipun beberapa area masih tergenang. Pihak berwenang masih terus berupaya untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak dan melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak.
Camat Tambak, Ika Suprihatin, menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mengatasi dampak banjir ini. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan warga dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Selain itu, perbaikan jembatan yang rusak juga menjadi perhatian utama agar akses transportasi warga dapat segera pulih.
Banjir ini menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan sungai dan drainase yang baik, serta perlunya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah preventif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.