Dosen UIN Mataram Terlibat Kasus Pencabulan Mahasiswi Bidikmisi, Polisi Dalami Lebih Lanjut
Kasus Dugaan Pencabulan Dosen UIN Mataram Terhadap Mahasiswi Bidikmisi Mencuat
Kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan seorang dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, dengan inisial WJ, terhadap tujuh mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi, terus bergulir. Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) kini tengah fokus mendalami kasus ini, yang telah menarik perhatian luas masyarakat.
Olah TKP Ungkap Puluhan Adegan Pencabulan
Dalam upaya pengungkapan fakta-fakta terbaru, pihak kepolisian telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Kamis, 22 Mei 2025. Selama proses tersebut, WJ memperagakan sebanyak 65 adegan yang diduga merupakan tindakan pencabulan. Adegan-adegan ini dilakukan di dua lokasi berbeda di dalam kampus, yaitu kamar pelaku di asrama kampus dan ruang sekretariat ma'had (asrama). Berdasarkan keterangan Dirreskrimum Polda NTB Kombes Syarif Hidayat, 49 adegan diperagakan di kamar pelaku, sementara 16 adegan lainnya di ruang sekretariat.
Polisi Dalami Unsur Paksaan dan Manipulasi Psikologis
Proses penyidikan masih terus berjalan, dengan fokus utama pada pendalaman unsur paksaan dalam aksi pelecehan tersebut. Selain itu, polisi juga menyelidiki modus operandi yang digunakan oleh pelaku. Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB mengungkapkan adanya dugaan manipulasi psikologis yang dilakukan pelaku terhadap korban. Pelaku diduga mampu memanipulasi korban sehingga mereka menuruti kemauannya. Aksi bejat ini diduga terjadi pada malam hari di ruang asrama, di mana pelaku mencium, meraba, dan bahkan memaksa korban melakukan oral seks.
Korban Ketakutan Beasiswa Dicabut
Salah satu faktor yang membuat korban enggan melaporkan kejadian ini adalah ketakutan akan pencabutan beasiswa Bidikmisi mereka. Meskipun pelaku tidak secara langsung mengancam akan mencabut beasiswa, posisinya sebagai pengelola program beasiswa membuat korban merasa tertekan dan takut untuk menolak.
Reaksi Kampus dan Mahasiswa
Kasus ini memicu reaksi keras dari mahasiswa UIN Mataram. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat, menuntut sanksi tegas terhadap WJ dan perlindungan bagi korban. Mahasiswa juga mendesak kampus untuk membentuk satgas pencegahan kekerasan seksual dan memberikan jaminan rasa aman bagi mahasiswi penghuni asrama Ma'had. Menanggapi tuntutan mahasiswa, pihak kampus telah mencopot WJ dari jabatannya sebagai pengajar. Wakil Rektor I UIN Mataram Adi Fadli menyatakan bahwa proses hukum sepenuhnya diserahkan kepada pihak kepolisian.
Jumlah Korban Diduga Lebih Banyak
Koalisi Stop Kekerasan Seksual NTB menduga bahwa jumlah korban dugaan pencabulan oleh WJ lebih dari tujuh orang. Seluruh korban diketahui merupakan mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi yang tinggal di asrama kampus.
Berikut poin-poin penting yang dirangkum dari berita ini:
- Dosen UIN Mataram, WJ, diduga melakukan pencabulan terhadap tujuh mahasiswi penerima beasiswa Bidikmisi.
- Polda NTB tengah mendalami kasus ini dan telah melakukan olah TKP.
- WJ memperagakan 65 adegan pencabulan di dua lokasi di dalam kampus.
- Polisi mendalami unsur paksaan dan manipulasi psikologis dalam kasus ini.
- Korban ketakutan beasiswa mereka dicabut jika melaporkan kejadian ini.
- Mahasiswa UIN Mataram menggelar aksi unjuk rasa menuntut sanksi tegas terhadap pelaku.
- Kampus telah mencopot WJ dari jabatannya.
- Jumlah korban diduga lebih dari tujuh orang.