Serangan Drone Ukraina Lumpuhkan Lalu Lintas Udara di Moskow, Puluhan Drone Ditembak Jatuh
Serangan Drone Ukraina Lumpuhkan Lalu Lintas Udara di Moskow
Moskow kembali menjadi sasaran serangan drone yang diduga dilancarkan oleh Ukraina, menyebabkan gangguan signifikan pada lalu lintas penerbangan di ibu kota Rusia tersebut. Insiden ini memaksa penutupan sementara beberapa bandara utama dan memicu respons dari sistem pertahanan udara Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah berhasil menembak jatuh puluhan drone Ukraina yang mendekati Moskow. Menurut pernyataan resmi, sistem pertahanan udara berhasil menghancurkan dan mencegat total 105 pesawat tak berawak Ukraina, dengan 35 di antaranya mengarah langsung ke Moskow.
Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, melalui akun Telegramnya, menginformasikan kepada publik bahwa tim layanan darurat telah dikerahkan ke lokasi jatuhnya puing-puing drone. Ia juga menambahkan bahwa pihak berwenang sedang melakukan investigasi menyeluruh untuk menentukan dampak penuh dari serangan tersebut.
Pada malam sebelumnya, pertahanan udara Rusia juga dilaporkan mencegat 11 drone lain yang menuju Moskow. Peningkatan frekuensi serangan drone ke wilayah Moskow menjadi perhatian serius dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan 128 drone ke wilayah Ukraina pada malam yang sama. Dari jumlah tersebut, 112 berhasil ditembak jatuh, dinetralkan secara elektronik, atau hilang.
Serangan drone telah menjadi taktik umum yang digunakan oleh kedua belah pihak sejak Rusia memulai operasi militernya di Ukraina lebih dari tiga tahun lalu. Meskipun serangan sering terjadi di wilayah perbatasan dan wilayah yang disengketakan, serangan ke Moskow relatif jarang terjadi.
Menurut laporan Rosaviatsiya, otoritas penerbangan Rusia, beberapa bandara di Moskow sempat menghentikan penerbangan pada hari Kamis sebagai akibat dari serangan drone. Bandara-bandara yang terkena dampak termasuk Sheremetyevo, Vnukovo, Domodedovo, dan Zhukovsky, yang merupakan pusat transportasi udara utama di wilayah tersebut. Penutupan sementara ini menyebabkan penundaan dan gangguan bagi ribuan penumpang.
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun, menyebabkan jatuhnya puluhan ribu korban jiwa dan memaksa jutaan orang mengungsi. Pertempuran telah menghancurkan kota-kota dan desa-desa di seluruh wilayah timur dan selatan Ukraina, serta memperburuk hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berulang kali menolak seruan dari Kyiv dan negara-negara Barat untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat. Rusia saat ini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk semenanjung Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.