Imajin, Startup Manufaktur Indonesia, Jalin Peluang Kolaborasi dengan Raksasa Industri Jepang, Mitsubishi Heavy Industries
Living Lab Ventures (LLV), sebuah corporate venture capital (CVC) di bawah naungan Sinar Mas Land, mengumumkan potensi kolaborasi menarik bagi salah satu startup binaannya, Imajin. Startup yang bergerak di bidang manufaktur ini tengah menjajaki kemungkinan kerja sama strategis dengan Mitsubishi Heavy Industries (MHI), perusahaan multinasional ternama asal Jepang.
Bayu Seto, Partner Living Lab Ventures, mengungkapkan bahwa ketertarikan MHI terhadap Imajin muncul setelah kunjungan delegasi LLV ke Tokyo beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut membuka mata MHI terhadap potensi yang dimiliki Imajin sebagai mitra manufaktur yang handal dan inovatif.
"Imajin, dengan fokusnya di bidang manufaktur, telah menarik perhatian signifikan dari berbagai perusahaan Jepang," ujar Bayu Seto di sela-sela acara di The Hub Sinar Mas Land, Kuningan, Jakarta Selatan.
Ketertarikan perusahaan-perusahaan Jepang ini, menurut Bayu, didorong oleh pergeseran strategi global yang menekankan diversifikasi rantai pasok. Perusahaan-perusahaan tidak lagi ingin bergantung sepenuhnya pada satu negara, seperti China, dan mulai mencari alternatif di wilayah lain.
"Dalam situasi ekonomi global yang dinamis seperti saat ini, penting untuk mendistribusikan risiko dan peluang secara lebih merata. Asia Tenggara, khususnya, menjadi semakin menarik sebagai pusat manufaktur alternatif. Pertanyaannya kemudian, negara mana yang akan menjadi tujuan investasi utama? Vietnam, Thailand, atau Indonesia?" jelas Bayu.
LLV, sebagai fasilitator, berkomitmen untuk menjembatani Imajin dengan potensi mitra strategis dari Jepang. Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas bagi Imajin dan meningkatkan daya saingnya di kancah global.
"Kami ingin memanfaatkan momentum ini dan membantu Imajin terhubung dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang mencari mitra manufaktur yang kompeten. Kami percaya, sinergi ini akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua belah pihak," imbuh Bayu.
Lebih lanjut, Bayu menyampaikan pandangannya mengenai sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini. Ia menyebutkan lima sektor utama, yaitu:
- Manufaktur
- Protein alternatif
- Agritech
- Healthcare
- Clean Tech
"Kami memprediksi bahwa kelima sektor ini akan mendominasi lanskap bisnis di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang, menawarkan peluang investasi yang menarik bagi para investor," pungkasnya.