KNKT Apresiasi Peningkatan Keamanan Bus Listrik di Indonesia
markdown Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memberikan apresiasi terhadap peningkatan signifikan dalam standar keselamatan bus listrik yang beroperasi di berbagai kota besar di Indonesia. Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menyatakan bahwa bus listrik generasi terbaru telah menunjukkan kemajuan pesat dibandingkan dengan model-model awal yang ditemukan sejumlah kekurangan.
Soerjanto menjelaskan bahwa pada awal implementasi bus listrik di Indonesia, KNKT menemukan beberapa masalah krusial yang berpotensi membahayakan keselamatan penumpang dan operator. Permasalahan tersebut meliputi kualitas perkabelan yang belum memenuhi standar, sistem kelistrikan yang kurang terjamin, penggunaan clamp yang tidak sesuai, serta desain aksesibilitas yang kurang memadai. Temuan-temuan ini menjadi perhatian serius KNKT, yang kemudian mendorong perbaikan dan peningkatan standar keamanan.
Namun, Soerjanto menekankan bahwa saat ini, kondisi bus listrik telah jauh membaik. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar sasis bus listrik kini diimpor langsung dari produsen yang memenuhi standar internasional. Proses perakitan di Indonesia pun lebih fokus pada pemasangan bodi, sehingga risiko kesalahan teknis dapat diminimalkan. Dengan demikian, bus listrik yang beroperasi saat ini dinilai jauh lebih aman dan memenuhi persyaratan keselamatan yang ditetapkan.
Sebelumnya, pada tahun 2021, KNKT telah mengidentifikasi beberapa potensi bahaya pada bus listrik generasi awal, diantaranya :
- Korsleting akibat isolasi kabel yang buruk
- Penggunaan kabel yang tidak sesuai standar (ukuran dan jenis)
- Penyambungan kabel yang kurang tepat, menyebabkan kebocoran arus listrik
- Kabel atau peralatan listrik yang rentan terkena air
- Kabel yang mengalami overheat akibat beban arus berlebih
- Kerusakan kabel akibat terkena benda tajam
Dengan adanya perbaikan dan peningkatan standar yang signifikan, KNKT berharap bus listrik dapat menjadi moda transportasi yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.